kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang bakal bayar perusahaan yang mau hengkang dari China, ini alasannya


Senin, 13 April 2020 / 09:48 WIB
Jepang bakal bayar perusahaan yang mau hengkang dari China, ini alasannya
ILUSTRASI. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. REUTERS/Issei Kato


Sumber: Forbes,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Langkah ini bertepatan dengan apa yang seharusnya menjadi perayaan hubungan persahabatan antara kedua negara.

Presiden China Xi Jinping seharusnya melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang awal bulan ini. Akan tetapi, kunjungan yang disebut-sebut merupakan yang pertama dalam satu dekade ini harus ditunda sebulan yang lalu di tengah penyebaran virus corona dan tidak ada tanggal baru yang ditetapkan.

China adalah mitra dagang terbesar Jepang dalam keadaan normal, tetapi impor dari China merosot hampir setengahnya pada Februari ketika penyakit itu menutup pabrik, yang pada gilirannya membuat produsen komponen penting Jepang kesulitan.

Baca Juga: Darurat corona, dua pusat latihan olimpiade di Jepang ditutup

Kondisi itu telah mengungkit kembali pembahasan tentang perusahaan Jepang agar mengurangi ketergantungan mereka pada China sebagai basis manufaktur. Panel pemerintah tentang investasi masa depan bulan lalu membahas perlunya pembuatan produk bernilai tambah tinggi untuk dialihkan kembali ke Jepang, dan untuk produksi barang-barang lain yang akan didiversifikasi di Asia Tenggara.

"Akan ada sesuatu perubahan," kata Shinichi Seki, seorang ekonom di Japan Research Institute. Dia menambahkan, beberapa perusahaan Jepang yang memproduksi barang-barang di China untuk ekspor sudah mempertimbangkan untuk pindah. "Memiliki ini dalam anggaran pasti akan memberikan dorongan," tambahnya.

Baca Juga: WTO ramal: Perdagangan global merosot tajam dibanding krisis keuangan 2008

Perusahaan, seperti produsen mobil, yang memproduksi untuk pasar domestik China, kemungkinan akan tetap bertahan, katanya.

Mengutip Bloomberg, sebuah survei Februari oleh Tokyo Shoko Research menemukan 37% dari lebih dari 2.600 perusahaan yang merespons melakukan diversifikasi pengadaan ke tempat lain selain China di tengah krisis coronavirus.

Masih harus dilihat bagaimana kebijakan itu akan mempengaruhi upaya bertahun-tahun Perdana Menteri Shinzo Abe untuk memulihkan hubungan dengan China.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×