Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - INCHEON. Jepang dan Korea Selatan akhirnya sepakat untuk memulai kembali dialog keuangan. Kesepakatan tersebut dicapai ketika menteri keuangan kedua negara bertemu untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun pada hari Selasa (2/5).
"Jepang dan Korea Selatan adalah tetangga penting yang harus bekerja sama untuk mengatasi berbagai tantangan seputar ekonomi global, serta komunitas regional dan internasional," kata Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki, seperti dikutip Reuters.
Lebih lanjut, Suzuki mengatakan bahwa tantangan geo-politik juga menjadi dasar dimulainya kembali hubungan baik dengan Korea Selatan. Suzuki dengan terbuka menyebut pengembangan rudal nuklir Korea Utara dan invasi Rusia ke Ukraina sebagai contoh tantangan yang mereka hadapi.
Baca Juga: Khawatir Ancaman Korea Utara, Korea Selatan Buka Peluang Kerja Sama dengan Jepang
"Jepang melihat ini sebagai hal yang tidak dapat diterima, dan sesuatu yang harus ditangani bersama oleh kedua negara. Jepang dan Korea Selatan akan melanjutkan dialog keuangan reguler, kemungkinan diadakan setiap tahun," pungkasnya.
Sejalan dengan itu, Menteri Keuangan Korea Selatan Choo Kyung-ho mengatakan kedua negara dapat memperkuat kemitraan swasta dan pemerintah dalam industri teknologi tinggi seperti semikonduktor dan baterai.
Choo diperkirakan akan mengunjungi Jepang tahun ini untuk pertemuan lain dengan Suzuki.
Pejabat keuangan tertinggi Jepang dan Korea Selatan bertemu dalam pertemuan trilateral dengan China. Sayangnya, Menteri Keuangan China dan Kepala Bank Rakyat China tidak hadir dan diwakili oleh deputi mereka.
Baca Juga: Indonesia-Korea Selatan Teken Kerjasama Penggunaan Mata Uang Lokal
Membangun penyangga yang lebih kuat terhadap guncangan ekonomi akan menjadi salah satu topik pembahasan utama ketiga negara. Nantinya, ketiga negara juga akan ikut serta dalam pertemuan keuangan dalam ASEAN+3.
Tahun ini Jepang berperan sebagai pemimpin pertemuan ASEAN+3 bersama dengan Indonesia. Secara khusus, Jepang berharap dapat membahas jaringan jalur pertukaran mata uang yang disebut Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM).
Jepang juga telah mengusulkan pembuatan fasilitas yang mampu meningkatkan penggunaan jalur pertukaran mata uang yang ada, sehingga memungkinkan anggota untuk memanfaatkan dana dalam keadaan darurat.