kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,99   7,35   0.79%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang Defisit Perdagangan Selama 11 Bulan Berturut, Apa Penyebabnya


Jumat, 22 Juli 2022 / 18:12 WIB
Jepang Defisit Perdagangan Selama 11 Bulan Berturut, Apa Penyebabnya
ILUSTRASI. People wearing protective masks walk at a Japanese Izakaya pub alley, amid the coronavirus disease (COVID-19) outbreak, in Tokyo, Japan July 6, 2022. REUTERS/Issei Kato


Reporter: Ignatia Ivani | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID -TOKYO. Ekonomi Jepang masih belum bisa berlari kencang.  Jepang mengalami defisit perdagangan selama sebelas bulan berturut-turut pada Juni ini.

Dari data Kementerian Keuangan pada Kamis (21/7) menunjukkan kegiatan impor melonjak 46,1% di tahun ini hingga Juni. Angka ini lebih unggul sedikit dari pasar median dengan kenaikan 45,7%.

Dan jika dibandingkan dengan data ekspor, angka tersebut jauh melampaui kenaikan ekspor dari tahun ke tahun yang hanya berkisar 19,4% di bulan yang sama. Makanya, kenaikan impor tersebut menghasilkan defisit perdagangan 1,3838 triliun yen (US$ 9,99 miliar),

Meski defisit Juni ini masih terbilang lebih kecil dari 1,510 yen dalam jajak pendapat Reuters.

Adapun negara yang menyebabkan pembengkakan impor seperti, Arab Saudi turut mengirimkaan minyak. Selain itu, Australia juga kedapatan mengekspor batu bara dan gas alam cair (LNG) dalam jumlah besar. Terakhir, ada dua negara, impor LNG dari Malaysia LNG serta batubara dari Indonesia yang mencatat lonjakan sebanyak tiga digit dari sebelumnya.

Meskipun demikian, ekspor Jepang ke China naik 8,3% dalam 12 bulan hingga Juni meski masih di bawah volume impor. Dan berhasil memulihkan keadaan dari penurunan dua bulan lalu karena pengiriman suku cadang chip yang lebih kuat.

Walaupun ekspor mobil ke China masih mencatat penurunan tajam 23,2% YoY.

"Ekspor mobil tetap menjadi kelemahan sektor manufaktur Jepang karena mereka hanya naik 0,4% tahun-ke-tahun, tetapi itu menandai setidaknya peningkatan dari penurunan tahun-ke-tahun 7,9% di bulan Mei," pungkas Marcel Thieliant, Ekonom senior Jepang Capital Economic.

Atas lonjakan impor yang terjadi, Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgarnya pada Kamis ini untuk mempertahankan nilai mata uang yen. Serta masih diproyeksikan kembali pulih pada pada kuartal kedua menyusul penurunan pada Januari-Maret.

 




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×