Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Liberty Times, sebuah surat kabar Jepang, melaporkan bahwa pesawat tempur baru akan digunakan untuk "mencegah keadaan darurat" di Selat Taiwan.
Beijing menganggap Taiwan, negara merdeka de facto, sebagai salah satu provinsinya dan telah bersumpah untuk mengembalikan Taiwan ke China, bila perlu dengan kekerasan.
Pada bulan lalu AS menyetujui penjualan senjata ke Taiwan senilai US$ 1,8 miliar. Kesepakatan itu meliputi penjualan artileri, peluncur roket dan sensor.
Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, senjata tersebut akan digunakan untuk "membangun kemampuan tempur yang kredibel dan memperkuat pengembangan perang asimetris".
Baca Juga: Jepang dan Australia bentuk pakta pertahanan, siap operasi militer gabungan
Robert O'Brien, Penasihat Keamanan Nasional AS, telah memperingatkan Taiwan bahwa mereka perlu membentengi dirinya sendiri untuk memastikan keamanan jangka panjangnya.
China juga memiliki sengketa wilayah dengan sejumlah tetangganya yang lain.
Klaim kedaulatan Beijing atas Laut China Selatan tumpang tindih dengan klaim lima negara lainnya.
Untuk menunjukkan penolakan mereka terhadap klaim China, AS secara berkala mengirim kapal perang melalui daerah itu dengan patroli "kebebasan navigasi".
China juga terjebak dalam perselisihan sengit dengan India atas wilayah di sepanjang perbatasan mereka yang diperebutkan.