kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang pertimbangkan anggaran tambahan US$ 95,5 miliar untuk atasi virus corona


Sabtu, 24 Oktober 2020 / 11:18 WIB
Jepang pertimbangkan anggaran tambahan US$ 95,5 miliar untuk atasi virus corona
ILUSTRASI. Warga mengenakan masker di Tokyo. REUTERS/Issei Kato


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengumpulkan anggaran tambahan senilai sekitar US$ 95,5 miliar untuk mengimbangi hambatan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona, menurut laporan surat kabar Mainichi pada hari Sabtu.

Seperti dikutip Reuters, Sabtu (24/10), pemerintah kemungkinan akan berdebat menggunakan anggaran 10 triliun yen (US$ 95,52 miliar) untuk memperpanjang program subsidi tenaga kerja yang dijadwalkan berakhir pada bulan Desember dan untuk membayar distribusi vaksin virus corona, lapor Mainichi, tanpa mengutip sumber.

Anggota Partai Demokrat Liberal yang berkuasa menyerukan pembelanjaan 10 triliun yen, dan Perdana Menteri Yoshihide Suga kemungkinan akan secara resmi memesan anggaran tambahan awal bulan depan, kata Mainichi.

Kementerian keuangan dan kantor perdana menteri tidak menanggapi ketika dihubungi melalui telepon.

Baca Juga: Inggris meneken kesepakatan dagang pertama dengan Jepang pasca Brexit

Pemerintah mungkin mempertimbangkan apakah akan menggunakan sebagian dana untuk memperpanjang skema subsidi perjalanan domestik yang populer tetapi tidak mungkin menawarkan lebih banyak bantuan tunai langsung kepada rumah tangga, menurut laporan surat kabar itu.

Pemerintah memiliki cadangan 7 triliun yen yang tersisa dari paket bantuan virus corona sebelumnya yang dapat digunakan untuk mendanai anggaran tambahan. 

Menurut surat kabar Mainichi, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi untuk mendanai jumlah yang tersisa.

Pemerintah Jepang dan anggota parlemen partai yang berkuasa awalnya berencana untuk membuat keputusan tentang stimulus tambahan setelah rilis produk domestik bruto kuartal ketiga pada 16 November tetapi memutuskan untuk mengajukan keputusan mereka karena perusahaan sektor swasta mulai memotong pembayaran bonus pekerja, kata surat kabar tersebut.

Selanjutnya: Jepang: Tanggapan kami di Laut China Selatan tidak ditujukan pada satu negara




TERBARU

[X]
×