Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Tekanan untuk mengumumkan darurat corona terus meningkat terhadap pemerintahan Abe, kendati Abe telah menyatakan keprihatinannya terkait desakan mengumumkan darurat corona yang terkesan buru-buru, sebab hal ini berdampak luas pada pembatasan pergerakan bisnis dan ekonomi di Negeri Sakura tersebut.
Abe juga mengatakan, pemerintah telah memutuskan meluncurkan stimulus 108 triliun yen, termasuk lebih dari 6 triliun yen untuk diberikan secara tunai kepada keluarga-keluarga di Jepang dan pelaku usaha kecil yang terdampak dan 26 triliun yen untuk memberikan biaya jaminan sosial serta pembayaran pajak yang ditangguhkan.
Belum jelas seberapa besar dari paket stimulus itu yang menjadi tanggungjawab pemerintah Jepang.
"Pemerintah ingin membantu bisnis melanjutkan dan melindungi pekerjaan," terang Abe.
Baca Juga: Kurosawa Kazuko, komedian Jepang positif terinfeksi virus corona
Keputusan Abe untuk mengumumkan darurat corona pada Selasa besok mendapat dukungan dari rakyat Jepang. Dalam jajak pendapat yang diterbitkan pada hari Senin ini oleh JNN, yang dilakukan penyiar TBS, 80% dari mereka yang disurvei mengatakan Abe harus menyatakan darurat corona. Sementara 12% lainnya menyatakan tidak perlu.
Kendati begitu, Direktur Institute for Public Health di King’s College, London,Kenji Shibuya, mengatakan, pengumuman keadaan darurat sudah terlambat karena peningkatan ledakan kasus corona di Tokyo.
"Seharusnya paling lambat diumumkan 1 April," katanya.