Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Jerman tengah berupaya untuk mengamankan pasokan jangka panjang dari bahan baku penting dan strategis untuk pembuatan semikonduktor. Hal itu dipicu dari kontrol ekspor China terhadap beberapa logam yang digunakan dalam semikonduktor.
Melansir Reuters, Kamis (6/7), China mengumumkan bahwa mereka akan mengontrol ekspor beberapa logam yang banyak digunakan di sektor semikonduktor. Pernyataan tersebut diumumkan pada Senin (3/7). Hal itu merupakan gebrakan terbaru China imbas perselisihan yang memanas dengan Amerika Serikat.
Pada 2022, China memasok 27 ton galium ke Jerman dan menyumbang 55% dari total impor. Di mana, untuk germanium, China memasok 3 ton atau 75% dari total ekspor barang tersebut, menurut data yang diberikan oleh Institut Federal untuk Geosains dan Sumber Daya Alam (BGR).
Seorang perwakilan industri Jerman tak memungkiri keputusan China mungkin sebagai respons terhadap pembatasan perdagangan AS, tetapi dampaknya juga akan terasa di Eropa.
Baca Juga: Perang Bisnis Chip, China Balas China, Batasi Ekspor Bahan Baku Logam untuk Chip
"Justru dalam hal pasokan bahan baku, Eropa masih rentan," kata kepala kantor kelompok industri VDMA, Holger Kunze, di Brussels, Selasa (5/7).
Kunze menyerukan untuk upaya yang konsisten dalam membuka pasar-pasar baru dan juga sumber-sumber bahan mentah terkait bahan untuk semikonduktor. Dia juga memperingatkan kesepakatan perdagangan bebas yang sarat dengan isu-isu non-perdagangan agar dikenai sanksi, seperti aspek lingkungan, iklim, dan hak asasi manusia.
"Masih belum bisa diprediksi apakah langkah-langkah tersebut akan berdampak pada pasokan bahan baku kami," ujar sekretaris negara di kementerian ekonomi Jerman, Franziska Brantner.
Brantner menyayangkan permasalahan yang awalnya hanya merupakan langkah pengendalian ekspor, berubah menjadi pembatasan.
Menurut dia, langkah-langkah penting untuk mencari solusi terkait mterseasalah but, yakni mendiversifikasi rantai pasokan, menggunakan bahan mentah secara lebih efisien, memajukan daur ulang dan substitusi, serta memperkuat pemrosesan, dan ekstraksi bahan mentah di Eropa.
Kebutuhan Jerman terkait galium dan germanium begitu sangat besar. Adapun Jerman tidak memproduksi galium dan germanium sendiri saat ini. AOS aluminiumoxid Jerman pada 2016 menghentikan produksi galiumnya.