kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Jerman Bakal Kaji Lagi Kebijakan Dagang dengan Tiongkok


Sabtu, 08 November 2025 / 22:17 WIB
Jerman Bakal Kaji Lagi Kebijakan Dagang dengan Tiongkok
ILUSTRASI. China sempat mendeklarasikan perang terhadap Jerman pada masa Perang Dunia I meski tidak menerjunkan pasukan secara langsung. Pemerintah koalisi Jerman berencana untuk mengkaji ulang kebijakan perdagangannya terhadap Tiongkok,


Sumber: Reuters | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - BERLIN. Pemerintah koalisi Jerman berencana untuk mengkaji ulang kebijakan perdagangannya terhadap Tiongkok, termasuk kebijakan energi, impor bahan baku, dan investasi Tiongkok dalam infrastruktur penting Jerman. 

Pemerintah koalisi juga akan membentuk komite ahli untuk melapor kepada parlemen.

Rencana ini muncul setelah meningkatnya ketegangan perdagangan antara kedua ekonomi terbesar kedua dan ketiga di dunia. 

Komite tersebut akan mengkaji "hubungan perdagangan yang relevan dengan keamanan antara Jerman dan Tiongkok" dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah, menurut mosi yang diajukan oleh kubu konservatif Kanselir Friedrich Merz dan mitra koalisi Sosial Demokrat mereka, yang dilihat oleh Reuters pada hari Sabtu.

Baca Juga: Kopi Termahal di Dunia Dijual Rp 16 Juta per Cangkir

Mosi tersebut kemungkinan akan disahkan Jumat depan dan komite—yang akan terdiri dari belasan akademisi, asosiasi industri, perwakilan buruh, dan anggota lembaga pemikir—akan segera dibentuk setelahnya.

Selama beberapa dekade, Jerman memandang Tiongkok, eksportir utama lainnya, sebagai sekutu alami dalam mengadvokasi sistem perdagangan global terbuka yang membantu sektor manufaktur Jerman berkembang pesat. Namun serangkaian pukulan baru-baru ini—termasuk pembatasan ekspor tanah jarang oleh Tiongkok yang mengancam melumpuhkan industri otomotif penting Jerman—telah mendorong pemikiran ulang.

Komite baru ini akan melapor kepada parlemen dua kali setahun.

"Tujuan komite ini adalah untuk mengkaji dari perspektif hukum, ekonomi, dan politik perlunya perubahan aturan perdagangan luar negeri," bunyi mosi tersebut. 

Komite ini juga akan mengkaji hubungan dagang negara-negara lain dengan Tiongkok.

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul, yang mengkritik pembatasan ekspor tanah jarang Tiongkok dan dukungan diam-diam terhadap Rusia dalam perang melawan Ukraina, menunda kunjungannya ke Tiongkok pada menit terakhir setelah Beijing hanya mengonfirmasi satu dari pertemuan yang dimintanya.

Minggu ini, Kanselir Merz mematahkan dogma perdagangan bebas Jerman selama puluhan tahun dengan menyerukan agar Eropa mengadopsi langkah-langkah proteksionis guna menopang industri baja Eropa dalam menghadapi gempuran persaingan Tiongkok.

Menteri Keuangan dari Partai Sosial Demokrat, Lars Klingbeil, berbicara tentang perlunya "sedikit lebih banyak patriotisme Eropa".

Baca Juga: UPS dan FedEx Menghentikan Armada MD-11 Setelah Kecelakan di Louisville

Selanjutnya: Kopi Termahal di Dunia Dijual Rp 16 Juta per Cangkir

Menarik Dibaca: Vivo Y21d HP Murah Cuma 2 Jutaan, Ada Baterai BlueVolt 6500 mAh!




TERBARU

[X]
×