Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Jerman resmi menghentikan semua ekspor militer ke Israel yang berpotensi digunakan dalam operasi di Jalur Gaza.
Keputusan ini diumumkan oleh Kanselir Friedrich Merz pada Jumat, setelah kabinet keamanan Israel menyetujui rencana untuk merebut Kota Gaza, eskalasi terbaru dalam perang yang telah berlangsung selama 22 bulan.
Langkah ini menjadi sinyal pergeseran kebijakan dari salah satu pendukung utama Israel di Eropa, menyusul meningkatnya tekanan internasional terhadap serangan militer Israel yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menyebabkan krisis kelaparan akut di Gaza.
Jerman Kecam Eskalasi Militer, Tetap Dukung Pembebasan Sandera
Dalam pernyataannya, Merz menegaskan bahwa meski Jerman masih mendukung hak Israel untuk membela diri dan menuntut pembebasan sandera oleh Hamas, eskalasi militer saat ini tidak dapat lagi diabaikan.
Baca Juga: Israel Berencana Ambil Alih Kota Gaza, Begini Respons Hamas dan Negara-Negara Arab
"Di bawah situasi ini, pemerintah Jerman tidak akan mengizinkan ekspor perlengkapan militer yang bisa digunakan di Jalur Gaza hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata Merz.
Merz menambahkan bahwa tindakan militer Israel yang semakin keras menyulitkan Jerman untuk melihat bagaimana tujuan-tujuan strategis Israel—seperti keamanan nasional dan pembebasan sandera—dapat dicapai tanpa memperparah penderitaan warga sipil.
Krisis Kemanusiaan Memburuk: Jerman Desak Akses Bantuan
Keputusan Jerman muncul di tengah laporan bahwa 197 warga Gaza, termasuk 96 anak-anak, telah meninggal akibat malnutrisi, menurut otoritas kesehatan Gaza. Israel tetap memberlakukan pembatasan ketat terhadap pasokan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Merz menyerukan agar Israel memberi akses penuh dan berkelanjutan bagi organisasi kemanusiaan, termasuk PBB dan LSM, untuk membantu warga sipil yang terdampak perang.
“Dengan ofensif yang direncanakan ini, pemerintah Israel kini memikul tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan warga sipil,” tambah Merz.
Merz juga memperingatkan Israel untuk tidak mengambil langkah lebih lanjut menuju aneksasi Tepi Barat. Pada Juli lalu, parlemen Israel menyetujui langkah simbolis yang menyerukan aneksasi wilayah pendudukan tersebut—langkah yang dikritik luas oleh komunitas internasional.
Baca Juga: Netanyahu Mengatakan Israel Berencana Mengambil Alih Kendali Seluruh Gaza
Jerman Salah Satu Pemasok Militer Terbesar Israel
Menurut data dari parlemen Jerman, dari Oktober 2023 hingga Mei 2025, pemerintah Jerman mengeluarkan izin ekspor senjata ke Israel senilai 485 juta euro (sekitar $564 juta), menjadikannya salah satu pemasok senjata terbesar bagi militer Israel.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa militer Israel “akan bersiap untuk mengambil alih Kota Gaza sambil menyediakan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di luar zona pertempuran.”
Namun, belum ada jadwal pasti kapan operasi darat besar-besaran ini akan dimulai, mengingat akan membutuhkan pengerahan ribuan tentara dan pemindahan paksa warga sipil—hal yang diperkirakan akan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah sangat parah di Gaza.