kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.650.000   29.000   1,79%
  • USD/IDR 16.349   90,00   0,55%
  • IDX 7.073   43,40   0,62%
  • KOMPAS100 1.037   7,79   0,76%
  • LQ45 810   -1,46   -0,18%
  • ISSI 212   1,87   0,89%
  • IDX30 422   0,11   0,03%
  • IDXHIDIV20 506   -1,11   -0,22%
  • IDX80 117   0,24   0,20%
  • IDXV30 121   0,19   0,16%
  • IDXQ30 138   -0,30   -0,22%

Jika Mau Dibantu, Trump Ajukan Syarat Ukraina Pasok Mineral Tanah Jarang ke AS


Selasa, 04 Februari 2025 / 09:44 WIB
Jika Mau Dibantu, Trump Ajukan Syarat Ukraina Pasok Mineral Tanah Jarang ke AS
ILUSTRASI. Pada Senin (3/2/2025), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin Ukraina memasok mineral tanah jarang ke Amerika Serikat. REUTERS/Yuriko Nakao


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pada Senin (3/2/2025), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin Ukraina memasok mineral tanah jarang ke Amerika Serikat.

Trump menjelaskan, hal itu merupakan bentuk bayaran atas dukungan finansial negara itu dalam upaya perang melawan Rusia.

Mengutip CBC News, Trump, saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, mengatakan Ukraina bersedia dengan usulannya. 

Trump menambahkan bahwa ia menginginkan "kesetaraan" dari Ukraina atas dukungan Washington.

"Kami memberi tahu Ukraina bahwa mereka memiliki tanah jarang yang sangat berharga," kata Trump. "Kami ingin membuat kesepakatan dengan Ukraina di mana mereka akan mengamankan apa yang kami berikan kepada mereka dengan tanah jarang dan hal-hal lainnya."

Tidak segera jelas apakah Trump menggunakan istilah "tanah jarang" untuk merujuk ke semua jenis mineral penting atau hanya tanah jarang saja.

Tanah jarang adalah sekelompok 17 logam yang digunakan untuk membuat magnet yang mengubah daya menjadi gerakan untuk kendaraan listrik, ponsel, dan elektronik lainnya. Tidak ada pengganti yang diketahui.

Baca Juga: Moskow: Indonesia jadi Mitra Kunci Rusia di Asia Pasifik

Survei Geologi AS menganggap 50 mineral penting bagi ekonomi dan pertahanan nasional negara tersebut, termasuk beberapa jenis tanah jarang, nikel, dan litium.

Ukraina memiliki deposit uranium, litium, dan titanium dalam jumlah besar, meskipun tidak ada yang dianggap sebagai salah satu dari lima terbesar di dunia berdasarkan volume dan AS memiliki cadangan yang belum dimanfaatkan dari mineral-mineral tersebut dan mineral penting lainnya.

AS hanya memiliki satu tambang tanah jarang yang beroperasi dan kapasitas pemrosesan yang sangat sedikit, meskipun beberapa perusahaan berupaya mengembangkan proyek di negara tersebut. 

Tiongkok adalah produsen tanah jarang terbesar di dunia dan banyak mineral penting lainnya.

Beberapa media Ukraina melaporkan pada hari Senin bahwa apa yang disebut rencana kemenangan yang disusun dan dibagikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan para pemimpin AS tahun lalu mencakup diskusi tentang pembagian mineral tersebut dengan sekutu.

Namun, tanah yang mengandung sumber daya ini harus tetap berada di bawah kendali Ukraina agar hal itu dapat terjadi dan itu adalah poin yang digarisbawahi Kyiv, menurut laporan dari Kyiv Independent dan RBC-Ukraine, yang keduanya mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di kantor Zelenskyy.

Baca Juga: Serangan Drone Ukraina Picu Kebakaran di Fasilitas Minyak dan Gas Rusia

Hampir 3 tahun perang 

Ukraina telah memerangi invasi habis-habisan Rusia selama hampir tiga tahun dan AS telah menjadi sumber dukungan penting bagi upaya perang Kyiv.

Kembalinya Trump ke Gedung Putih telah menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kebijakan AS dalam mendukung Ukraina dapat berubah di bawah pengawasannya, dibandingkan dengan pemerintahan mantan presiden AS Joe Biden yang menjabat ketika Rusia melancarkan invasi pada Februari 2022.

Pemerintahan Biden telah menjadi salah satu pendukung terkuat Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.

Trump dan anggota pemerintahan barunya terkadang memberikan sinyal yang beragam mengenai dukungan AS di masa mendatang untuk Ukraina.

Trump telah mengancam tarif terhadap Rusia atas perang Ukraina. Sementara juga menyatakan pada hari Jumat bahwa pemerintahannya telah berbicara dengan Rusia dan bahwa ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat mengambil tindakan "yang signifikan" untuk mengakhiri perang.

Tonton: Begini Tanggapan Rusia Soal Ancaman Sanksi Trump Atas Perang Ukraina

Zelenskyy, presiden Ukraina, mengatakan kepada The Associated Press pada hari Sabtu bahwa setiap negosiasi antara AS dan Rusia tetapi tanpa negaranya tidak dapat diterima.

"Mereka mungkin memiliki hubungan mereka sendiri, tetapi berbicara tentang Ukraina tanpa kami — itu berbahaya bagi semua orang," kata Zelenskyy.

Selanjutnya: Summarecon Agung (SMRA) Lakukan Transaksi Afilisasi Rp 5 Miliar, Ini Tujuannya

Menarik Dibaca: Lewat Aplikasi Digibank by DBS, Nasabah Bisa Dapat Bunga Deposito 5,00%



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×