Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JLL, perusahaan konsultasi real estate global mencatat nilai transaksi real estate komersial di Asia Pasifik pada kuartal ketiga 2019 telah mencapai rekor sebesar US$128 miliar.
Volume transaksi selama periode Juli hingga September naik 18% dibandingkan tahun lalu menjadi US$ 42 miliar. Perolehan ini menjadikan kinerja kuartal III, sebagai yang terbaik dalam sejarah, menurut laporan Global Capital Flows.
Baca Juga: Sempat tertunda dua tahun, Iskandar Waterfront Holdings hidupkan lagi rencana IPO
Hasil tersebut menunjukkan peningkatan volume transaksi sebesar 10% dibandingkan 2018. Kinerja Asia Pasifik dalam tiga kuartal pertama tahun ini secara signifikan lebih baik daripada pertumbuhan volume transaksi rata-rata global yang hanya mencapai 1%.
"Investor di Asia Pasifik menghadapi sejumlah tantangan seperti perlambatan pertumbuhan dan perang dagang, likuiditas menguat di beberapa pasar seperti Seoul, Tokyo dan Singapura, di mana fundamental pelaku pasar tetap solid. Kami mengharapkan para investor Asia untuk lebih mendiversifikasi kepemilikan real estate mereka baik di kawasan ini maupun secara global pada bulan-bulan mendatang saat mereka mengupayakan hasil yang lebih tinggi," kata Stuart Crow, CEO, Asia Pacific Capital Markets, JLL, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Rabu (4/12).
Di antara kota-kota Asia Pasifik, Seoul merupakan yang paling likuid di mana nilai real estate yang ditransaksikan selama tiga kuartal pertama tahun ini mencapai US$ 15,4 miliar.
Baca Juga: Komentar Trump dan RUU Uighur merusak prospek kesepakatan AS-China
Investasi di Shanghai mencapai US$ 14,4 miliar (ytd), dengan jumlah US$ 3,5 miliar diterima di kuartal ketiga. Kota di China ini adalah kota dengan jumlah investasi antar negara terbesar di antara kota-kota di Asia Pasifik dalam tiga kuartal pertama tahun ini, disusul oleh Singapura dan Sydney. Secara global, Shanghai berada di posisi ketiga setelah Paris dan London.
Sementara itu, kantor real estate Singapura merupakan yang terkuat di dunia dengan pertumbuhan volume lebih dari 175 persen dibanding tahun lalu, hal ini disebabkan oleh kekuatan pertumbuhan sewa dan penyerapan bersih. Volume transaksi di negara-kota tersebut mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, didukung oleh akuisisi Duo tower oleh Allianz dan Gaw Capital senilai US$ 1,15 miliar pada bulan Juli.
Sebagai penerima investasi antar negara yang terbesar ketiga di Asia Pasifik, Sydney telah membukukan sejumlah transaksi berskala besar sepanjang tahun ini. Transaksi yang terbesar adalah akuisisi Blackstone senilai US$1,1 miliar dari portofolio aset kantor dari Scentre Group pada kuartal kedua.
Pada kuartal ketiga, investasi asing ke Sydney datang terutama dari dana pensiun Kanada dan perusahaan grup Singapura. Sejauh ini, aliran modal antar negara ke Sydney sebesar 88% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Sebanyak US$3,5 miliar diinvestasikan oleh investor asing.
Pasar Asia Pasifik juga merupakan sumber modal terbesar untuk investasi antar negara dalam sembilan bulan pertama tahun ini, dengan Singapura, Korea Selatan dan Hong Kong masuk dalam daftar sepuluh besar pemberi modal.
Baca Juga: Gelombang gagal bayar melanda pasar obligasi China, jumlahnya diramal tembus rekor
"Investor Asia menyebar modal secara lebih luas terutama ke sejumlah pasar seperti Eropa di mana biaya utangnya rendah dan aset tersedia, sementara pasar di Jerman dan Perancis dipandang sebagai penerima manfaat pasca-Brexit," lanjut Crow.
Ia berkata, pasar real estate Asia Pasifik kemungkinan akan tetap stabil karena investor terus mengalokasikan sejumlah besar modal pada sektor real estaet komersial untuk mendapatkan keuntungan tanpa menghadapi risiko yang berlebihan.
JLL memperkirakan investasi real estat komersial Asia Pasifik pada tahun ini akan tumbuh 13% dibanding tahun lalu, yang menunjukkan berlanjutnya pertumbuhan di kuartal keempat tahun 2019.