Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa perjanjian perdagangan dengan China kemungkinan akan tertunda hingga akhir tahun 2020 pasca pemilihan presiden AS dan RUU DPR AS tentang kamp-kamp untuk muslim di Xinjiang telah meragukan kesepakatan jangka pendek untuk mengakhiri perang dagang.
"Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunggu sampai setelah pemilihan untuk kesepakatan China. Tetapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang, dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu benar atau tidak," kata Trump kepada wartawan seperti dikutip Reuters.
Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat AS untuk RUU yang mensyaratkan pemerintahan Trump untuk menguatkan tanggapannya terhadap tindakan keras China terhadap muslim Uighur di wilayah barat Xinjiang juga membuat Beijing marah.
Baca Juga: China ke AS: Isu di Xinjiang bukan agama, tapi anti-terorisme dan anti-separatisme!
Beberapa sumber yang mengetahui sikap Beijing mengatakan kepada Reuters bahwa peningkatan ketegangan yang dipicu oleh RUU Xinjiang dapat membahayakan kesepakatan perdagangan fase satu yang sudah penuh dengan perseteruan dan memiliki kompleksitas tinggi.
Dengan babak baru tarif AS untuk barang-barang China yang dijadwalkan akan berlaku dalam waktu kurang dari dua pekan, kemungkinan gangguan lain muncul.
Salah satu sumber, seorang pejabat pemerintah China yang menolak disebut namanya mengatakan, mungkin perlu waktu lama bagi AS dan China untuk mencapai kesepakatan jika mereka tidak dapat menemukan cara untuk mencapai kesepakatan.
Negosiator kedua negara terus bekerja membahas kesepakatan perdagangan fase satu, tetapi sumber-sumber yang akrab dengan masalah ini mengatakan China dan AS masih berdebat mengenai rincian termasuk apakah tarif AS yang ada pada barang-barang China akan dihapus dan berapa banyak produk pertanian AS yang akan dibeli China.