kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.136   65,00   0,40%
  • IDX 7.083   2,81   0,04%
  • KOMPAS100 1.051   -4,20   -0,40%
  • LQ45 820   -5,73   -0,69%
  • ISSI 213   0,28   0,13%
  • IDX30 420   -4,57   -1,08%
  • IDXHIDIV20 500   -6,00   -1,18%
  • IDX80 120   -0,46   -0,38%
  • IDXV30 125   0,31   0,25%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Joe Biden Berencana Jual Senjata Senilai Rp 129,5 Triliun ke Israel Sebelum Lengser


Senin, 06 Januari 2025 / 14:24 WIB
Joe Biden Berencana Jual Senjata Senilai Rp 129,5 Triliun ke Israel Sebelum Lengser
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sela-sela Majelis Umum PBB ke-78 di New York City, 20 September 2023. REUTERS/Kevin Lamarque


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Dua minggu sebelum lengser dari jabatannya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta bawahannya untuk menyetujui penjualan senjata baru ke Israel senilai US$8 miliar atau sekitar Rp 129,5 triliun.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memberi tahu Kongres tentang rencana penjualan senjata itu ke Israel pada Sabtu (4/1).

Mengutip AP, senjata yang akan ditawarkan ke Israel mencakup rudal udara-ke-udara jarak menengah, peluru artileri proyektil 155 mm, rudal Hellfire AGM-114, bom seberat 500 pon, dan banyak lagi.

Beberapa senjata dalam paket tersebut dapat dikirim dengan mengambil persediaan yang sudah dimiliki Amerika Serikat saat ini. Sebagian besar lainnya akan memakan waktu satu tahun atau beberapa tahun.

Baca Juga: Israel Bunuh 40 Penduduk Palestina dalam Rangkaian Serangan Hari Kamis (2/1)

Jika benar terjadi, paket senjata itu akan menambah catatan penjualan senjata Amerika Serikat ke Israel menjadi US$17,9 miliar hanya dalam waktu 15 bulan, atau sejak Israel mulai memburu Hamas secara brutal pada Oktober 2023.

Penjualan senjata ke Israel terus dilakukan meskipun pemerintahan Biden terus menghadapi kritik atas meningkatnya kematian warga sipil Palestina. 

Tidak lama lagi, tepatnya pada 20 Januari 2025, Amerika Serikat akan menggelar upacara pelantikan presiden terpilihnya, Donald Trump. Pada hari itu juga, Biden akan resmi lengser dari jabatannya.

Senator senior Amerika Serikat, Bernie Sanders, dan beberapa anggota dewan dari Partai Demokrat telah berjuang untuk memblokir penjualan senjata ofensif ke Israel. Demonstrasi di kampus-kampus juga terus terjadi, meski kerap direspons aparat dengan keras.

Tonton: Tak Peduli Kemanusiaan di Gaza, Joe Biden Terus Kirimkan Senjata ke Israel US$ 8 Miliar| KONTAN News

Pada bulan Mei 2024, Amerika Serikat sempat menghentikan pengiriman bom seberat 2.000 pon ke Israel karena khawatir penggunaan bom itu di kota Rafah, Gaza selatan, akan menimbulkan korban jiwa dari kalangan sipil.

Saat itu, pemerintahan Biden mengancam akan menghentikan pengiriman senjata jika Israel tidak mempermudah pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Pada bulan November 2024, Amerika Serikat melunak dan berjanji tidak akan menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Pemerintah Biden mengklaim bahwa sekutunya itu telah melakukan hal baik dalam kelancaran pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Baca Juga: Israel: Kelompok Houthi akan Bernasib Sama dengan Hamas dan Hizbullah

Selama sepekan pertama tahun 2025, serangan Israel ke Gaza telah membunuh puluhan penduduk Palestina. Militer Israel meyakinkan publik bahwa mereka anya menargetkan militan. 

Tentara Zionis Israel juga secara konsisten menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil karena para pejuangnya beroperasi di daerah permukiman padat.

Hingga saat ini, lebih dari 45.500 penduduk Gaza telah dibunuh oleh militer Israel dalam kurun waktu sekitar 15 bulan. Serangan berbau genosida ini juga menyebabkan sekitar 90% dari populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang kehilangan tempat tinggal. 



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×