CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Preesiden AS Joe Biden Berharap Cepatnya Perjanjian Gencatan Senjata Gaza


Sabtu, 17 Agustus 2024 / 08:04 WIB
Preesiden AS Joe Biden Berharap Cepatnya Perjanjian Gencatan Senjata Gaza
ILUSTRASI. Preesiden AS Joe Biden Berharap Cepatnya Perjanjian Gencatan Senjata Gaza. REUTERS/Elizabeth Frantz


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Jumat bahwa tidak ada pihak di Timur Tengah yang harus mengganggu upaya mencapai perjanjian gencatan senjata dan pelepasan sandera Gaza.

Bidan menilai gencatan senjata antara Israel dan Palestina saat ini dalam jangkauan, kendati dia memperingatkan bahwa harapan itu masih jauh dari selesai.

Dua pihak yang berseteru sama-sama memiliki pandangan yang alot sebagai syarat gencatan senjata. 

Israel mengklaim bahwa perdamaian hanya akan mungkin jika Hamas, sebuah kelompok Islamis Palestina, dihancurkan.

Di sisi lain, Hamas mengatakan bahwa mereka hanya akan menerima gencatan senjata yang permanen, bukan sementara.

Negosiasi gencatan senjata di Doha berhenti pada Jumat dan akan dilanjutkan kembali pada minggu depan.

Dalam pernyataan bersama, tiga negara (AS, Qatar, dan Mesir) mengatakan bahwa Washington telah mengajukan proposal baru.

Washington, sekutu Israel yang paling penting, mengatakan bahwa gencatan senjata akan mengurangi ancaman yang meningkat terhadap perluasan perang Israel di Gaza.

Biden awalnya mengumumkan proposal gencatan senjata tiga fase pada 31 Mei, tetapi perundingan menghadapi hambatan berulang.

Konflik terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang berlangsung beberapa dekade ini dipicu pada 7 Oktober ketika Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang dan mengambil sekitar 250 sandera, menurut data Israel.

Serangan Israel yang berikutnya terhadap Hamas yang diperintah telah menewaskan lebih dari 40.000 orang Palestina, menurut Kementerian Kesehatan lokal.

Serangan itu juga telah mengusir hampir seluruh populasi 2,3 juta orang dari domisili mereka, menyebabkan krisis kelaparan dan mengarah pada tuduhan genosida di Pengadilan Dunia.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×