Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - GEORGIA. Negara bagian Georgia akhirnya memastikan bahwa Joe Biden telah memenangkan pemilu presiden di wilayah tersebut. Kepastian ini diumumkan setelah Georgia menyelesaikan audit suara pada hari Kamis (19/11).
Audit pada hari Kamis dilakukan setelah sebelumnya hasil tidak resmi menunjukkan Biden unggul 14.000 suara dari presiden petahana Donald Trump.
Sekretaris negara bagian Georgia Brad Raffensperger, menyampaikan bahwa Biden secara resmi unggul 12.284 suara dari Trump. Georgia sendiri menampung lebih dari 5 juta suara.
"Audit menegaskan bahwa mesin hitung asli secara akurat menggambarkan pemenang pemilihan," ungkap Raffensperger," seperti dikutip Reuters.
Terkait perubahan penghitungan suara yang terjadi, Raffensperger mengatakan bahwa hal itu masih berada dalam batas yang wajar terjadi saat penghitungan suara.
Baca Juga: Harapan Huawei seiring kemenangan Biden, bisa kembali berbisnis di AS
Kandidat Partai Demokrat pertama yang menang di Georgia sejak 1992
Reuters mencatat bahwa Joe Biden merupakan calon presiden Demokrat pertama yang menang di Georgia sejak terakhir kali dilakukan oleh Bill Clinton pad atahun 1992.
Biden telah meraih 306 suara elektoral, berbanding dengan 232 suara milik Trump. Jumlah itu sangat jauh dari batas minimun 270 suara yang perlu dicapai untuk memenangkan pemilu presiden AS.
Baca Juga: Penundaan pengakuan kemenangan Biden dapat mempersulit penanganan Covid-19 di AS
Raffensperger, seorang Republikan, diharapkan untuk secara resmi menyatakan kemenangan Biden pada hari Jumat (20/11), meskipun ada tekanan dari Trump, yang mengklaim tanpa bukti bahwa ada penyimpangan dan penipuan yang meluas di negara bagian bahwa dia kalah dari Biden, termasuk Georgia.
Hasil pemilu Amerika tahun ini banyak diragukan oleh kubu Trump, mereka menilai telah terjadi kecurangan sehingga suara Biden bisa sangat tinggi.
Raffensperger mengatakan kepada stasiun TV lokal bahwa tim kampanye Trump tidak memiliki bukti untuk mendukung klaim penipuannya di negara bagian tersebut.
"Kami belum melihat bukti apa pun yang mereka berikan kepada kami, apa pun yang mendukung, itu tidak ada sama sekali," ungkap Raffensperger kepada WSB-TV.
Saat ini tim kampanye Trump masih memiliki hak untuk meminta penghitungan ulang di Georgia karena margin kemenangan kurang dari 0,5%.