Reporter: Mona Tobing | Editor: Test Test
Kesuksesan Joseph Lau mengelola Sogo Hong Kong tidak membuat lelaki beranak empat itu melupakan bisnis lamanya di sektor properti. Ia terus membangun pusat perbelanjaan dengan mimpi untuk menjadikan Hong Kong sebagai surga belanja dunia. Ia juga memiliki seabrek investasi properti sehingga dia disebut sebagai tuan tanah di China. Baru-baru ini, manusia terkaya kelima di Hong Kong ini juga membeli saham China Power senilai US$ 30 juta.
Joseph Lau terus mengembangkan sayap bisnisnya di segala sektor. Namun, sukses dalam bisnis ritel pakaian di bawah bendera Sogo Hong Kong serta bisnis lainnya tidak membuatnya lupa dengan bisnis lamanya, di sektor properti. Lewat China Estate Holdings, ia banyak mengembangkan bisnis properti di berbagai lokasi eksklusif di China hingga London.
Nama besar Lau sebagai pebisnis real estate yang terkenal di Hong Kong membuatnya tak harus berpromosi besar-besaran untuk menjual produk propertinya demi mendapatkan dana. Ia dengan mudah memanfaatkan kepercayaan masyarakat China di London untuk menjual berbagai aset propertinya.
Tidak hanya properti, Lau juga mengembangkan bisnis ke sektor lain seperti perdagangan, broker, investasi hingga ke sektor keuangan dengan meminjamkan dana. Jika dirunut, karier Lau dimulai pada tahun 1989 ketika ia bergabung dengan perusahaan properti dan menduduki kursi direktur. Perusahaan yang bergerak di sektor properti terutama penyedia real estate itu memberikan banyak pengalaman ke Lau.
Setelah merasa cukup, Lau memilih keluar dan membangun perusahaan sendiri. Perusahaan yang pertama didirikannya itu menyasar masyarakat modern karena menjadi reseller pakaian bermerek luar negeri.
Perusahaan bernama Lifestyle International Holdings Limited itu sukses mengelola Sogo Hong Kong. Bisnis department store miliknya mampu memanjakan pengunjung dengan konsep berbelanja yang nyaman, layanan cepat dan lengkap. Saham Lifestyle Internasional di Bursa Efek Hong Kong pun naik dan menjadi salah satu pelaku industri fesyen tersohor di Hong Kong.
Lau yang merupakan lulusan University of Windsor, Kanada dengan gelar Bachelor Degree of Science ini juga sukses menancapkan kuku di sektor manufaktur, keuangan, investasi properti dan pengembangan estate. Saking suksesnya ia sampai dijuluki Tuan Tanah China karena kepemilikannya atas perumahan, gedung perkantoran hingga apartemen.
Terakhir, pada Juli kemarin, China Estate Holdings membangun gedung megah 29 lantai. Gedung itu berisi tempat hiburan dengan menu makanan dan minuman terlengkap di dunia. Gedung itu berdiri dalam satu kompleks yang dikenal dengan Tung Ying Building. Gedung itu merupakan wujud mimpi Lau menjadikan Hong Kong sebagai pusat belanja. Ia juga membangun dua toko ritel yang mengukuhkannya sebagai salah satu tokoh sosialita Hong Kong.
Tuan Tanah Hong Kong ini juga berniat terus menangkap peluang properti dan mengembangkan proyek komersial berkualitas tinggi. Ia berfokus dalam pengembangan proyek properti komersial dan residensial. Saat ini, China Estate Holdings memiliki landbank sekitar 30 juta kaki persegi di Hong Kong, Makau, dan China. Orang terkaya kelima di Hong Kong ini bertekad mengambil keuntungan dari siklus kondisi pasar real estate dengan berinvestasi di bidang properti.
Ia berharap kondisi ekonomi China, terutama Hong Kong yang terus membaik akan meningkatkan nilai dan pendapatan dari investasi properti yang dimiliki. Dengan pengalaman lebih dari 34 tahun di bisnis ritel estate, Lau baru-baru ini juga membeli saham China Power Internasional Holding. Perusahaan ini bergerak dalam pengembangan, pembangunan dan operasi pembangkit listrik di China. Ayah empat anak ini tidak sendiri. Ia bersama dengan tujuh investor lain asal Asia telah menginvestasikan uang sebesar US$ 30 juta ke perusahaan yang bermarkas di Hong Kong tersebut.
(Bersambung)