kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

JP Morgan rugi besar, salahkan saja The Fed?


Selasa, 15 Mei 2012 / 13:18 WIB
JP Morgan rugi besar, salahkan saja The Fed?
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang di kantor layanan bank Permata Jakarta, Senin (6/3). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/06/03/2017


Reporter: Dyah Megasari, Fortune, CNN Money |

NEW YORK. Terlalu berani menaruh risiko tinggi dalam derivatif hingga bank besar di Amerika Serikat (AS) rugi miliaran dollar, harus menyalahkan siapa?. Pasti, yang pertama kena tunjuk jari adalah trader JP Morgan Chase & Co.

Tetapi, yang harus dicermati adalah motivasi apa yang mendorong mereka mengambil risiko yang lebih besar? Dalam hal ini, Fortune mengulas bahwa biang kerok utama adalah kebijakan suku bunga rendah yang dipertahankan The Federal Reserve (The Fed/bank sentral Amerika).

Kebijakan bank sentral yang dikawal Ben S Bernanke ini diyakini membuat industri perbankan berlomba-lomba menebus pendapatan yang hilang akibat kecilnya imbal hasil karena mengacu pada bunga The Fed.

Jadi, mengizinkan para eksekutif mundur seperti yang dilakukan JP Morgan pada pagi ini tak cukup adil dalam kasus ini. Toh, yang dilakukan bankir ini bertujuan terus menernakkan jutaan dollar demi keuntungan JP Morgan.

Mereka hanya mencoba terus mencetak uang dan menyeimbangkan kembali dislokasi posisi pasar yang diciptakan oleh besar bank.

Di luar taruhan di atas meja Wall Street, melemparkan kesalahan pada The Fed atas kerugian US$2 miliar ini mungkin cukup jauh, tapi sangat berdasar.

Kebijakan bunga rendah secara otomatis membuat keuntungan bank berkontraksi karena memaksa bank mengambil risiko yang lebih besar demi menuruti permintaan pemegang saham. Pemilik saham, selalu menuntut bank memiliki kinerja bagus, apapun yang terjadi di pasar.

Hal inilah yang sering kali dilontarkan oleh CEO JP Morgan, Jamie Dimon. Segala hal bisa dihalalkan demi membiakkan uang secara cepat. Kebijakan The Fed akhir-akhir ini dianggap memberikan kendala bagi bank untuk menyalurkan kredit secara normal.

Namun, bank juga tak dapat lepas dari kesalahan derivatif tersebut. Bank yang seharusnya mendapat keuntungan dari simpan pinjam, justru bertindak sebagai hedge fund. Memang, operasional sebatas simpan pinjam terlalu membosankan bagi bank dan tak terlalu mendatangkan keuntungan yang besar saat bunga rendah. Tapi hal ini menghindarkan mereka dari kerugian yang lebih besar.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×