Reporter: Edy Can, AP | Editor: Edy Can
TOKYO. Penguatan yen ternyata tak membuat nilai ekspor Jepang menggerut. Nilai ekspor Negeri Sakura itu pada Juni lalu meningkat sebesar 27,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada Juni lalu, nilai ekspor naik menjadi ¥ 5,87 triliun atau setara dengan US$ 67,2 miliar. Peningkatan penjualan barang ke luar negeri ini didorong oleh permintaan mesin dan produk baja.
Data Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan, pengiriman besi dan baja melejit hingga 46% dan ekspor mesin naik 50%. Sementara, pengiriman motor melaju hingga 40%.
Tujuan ekspor Jepang yang terbesar adalah Cina. Pengiriman barang ke Negeri Panda itu naik 22% sementara ke Amerika Serikat naik 21,1% dan Eropa hanya sebesar 9%.
Sayangnya, pada kuartal kedua tahun ini, nilai ekspor Negeri Sakura tumbuh sebesar 33,2%. Angka pertumbuhan ini lebih lamban apabila dibandingkan dengan kuartal pertama dimana ekspor tumbuh sebesar 43,3%.
Sementara dari sisi impor juga menanjak. Angka impor jepang naik 26,1% menjadi ¥ 5,18 triliun atau US$ 59,3 miliar. Dengan demikian, perdagangan Jepang masih surplus sebesar ¥ 687 miliar atau US$ 7,9 miliar.