Sumber: Bloomberg, BBC |
BRUSSELS. Perbedaan antara negara kaya dan miskin di Uni Eropa berkobar dalam pembahasan anggaran Uni Eropa untuk tujuh tahun ke depan. Sebagai akibatnya, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan takkan ada kesepakatan bujet sampai tahun depan.
Eropa terbelah. Prancis mempertahankan subsidi pertanian. Inggris menuntut pemotongan anggaran. Denmark meminta pengembalian dananya. Sementara negara-negara di belahan timur dan selatan Eropa mengeluhkan pemangkasan dana untuk proyek pemerintah akan jadi kutukan bagi ekonomi mereka sehingga selalu tertinggal di belakang Eropa Utara yang lebih kaya.
“Posisinya terlalu berbeda jauh,” ujar Merkel kepada reporter pagi hari ini setelah sesi pertama pertemuan di Brussel.
“Kemungkinan takkan ada hasil di akhir pertemuan ini. Akan ada kemajuan namun kemungkinan kami tak bertemu lagi di babak kedua,” lanjutnya.
Pertaruhan politik menyisihkan pentingnya keputusan belanja bujet Uni Eropa yang setara 1% PDB Eropa itu bagi ekonomi kawasan. Ini akan menjadi jawaban apakah krisis Eropa mendekatkan negara-negara anggota blok ekonomi besar pertama di dunia itu atau justru memecah mereka.
Kebuntuan pembahasan bujet Uni Eropa terjadi dua hari setelah para menteri keuangan berdebat sengit lebih dari 11 jam soal penyelamatan Yunani dari lubang utang. Masalah ini juga contoh kasus lain betapa jurang kaya-miskin Eropa menggerogoti ekonominya.
Bujet Eropa
Anggaran Uni Eropa disusun dari kontribusi setiap negara anggota. Kemudian, anggaran itu dibagi-bagi lagi ke setiap negara dengan alokasi untuk bidang tertentu.
Kali ini, Presiden European Concil Herman Van Rompuy mengajukan rencana bujet US$ 973 miliar euro untuk anggaran yang digunakan selama tujuh tahun mulai 2014.
Separuh dari bujet akan dijatah untuk proyek infrastruktur dan konstruksi seperti rel kereta dan jembatan. Proyek-proyek macam ini penting bagi Eropa Timur yang masih berjuang di bawah warisan komunisme dan negara Eropa Selatan yang tergilas krisis.
Sekitar sepertiga lagi akan masuk ke pertanian. Prancis merupakan penyokong utama anggaran ini sejak awal terbentuknya UE. Para petani Prancis memperoleh lebih dari 9,5 miliar euro, porsi terbesar subsidi pertanian Eropa di 2011. Spanyol, Yunani, Italia, Irlandia, dan Polandia juga mendukung subsidi ini.
Masalahnya, sejumlah negara juga mengajukan usulan pemangkasan bujet tersebut. Inggris meminta agar Uni Eropa mengurangi 200 miliar euro dan Jerman mengusulkan pemangkasan 130 miliar euro. Pos-pos mana yang harus dipotong juga menjadi perdebatan.