kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kabar Baik dari WHO: Lebih Banyak Bukti Omicron Sebabkan Gejala yang Lebih Ringan


Kamis, 06 Januari 2022 / 05:30 WIB
Kabar Baik dari WHO: Lebih Banyak Bukti Omicron Sebabkan Gejala yang Lebih Ringan


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Mahmud menjelaskan, meski Omicron tampaknya melewati antibodi, ada bukti yang muncul bahwa vaksin Covid-19 masih memberikan perlindungan, dengan memunculkan pilar kedua dari respons imun dari sel-T.

"Prediksi kami adalah perlindungan terhadap rawat inap yang parah dan kematian (dari Omicron) akan dipertahankan," katanya.

Dia mengatakan ini juga berlaku untuk vaksin yang dikembangkan oleh Sinopharm dan Sinovac yang digunakan di China, di mana kasus Omicron tetap sangat rendah.

"Tantangannya bukanlah vaksin tetapi vaksinasi dan menjangkau populasi yang rentan itu," lanjutnya.

Saat ditanya tentang apakah vaksin khusus Omicron diperlukan, Mahamud mengatakan terlalu dini untuk mengatakan hal itu. Akan tetapi, dia menyuarakan keraguan dan menekankan bahwa keputusan tersebut memerlukan koordinasi global dan tidak boleh diserahkan kepada produsen untuk memutuskan sendiri.

Baca Juga: Infeksi Varian Omicron di AS Capai 95% dari Total Kasus, Menyebar Bak Kilat

"Anda dapat melanjutkan dengan Omicron dan memasukkan semua telur Anda ke dalam keranjang itu dan varian baru yang lebih menular atau lebih menghindari kekebalan mungkin muncul," katanya.

Saat ini, lanjutnya, kelompok teknis WHO telah mengadakan pertemuan baru-baru ini tentang komposisi vaksin.

Cara terbaik untuk mengurangi dampak varian tersebut adalah dengan memenuhi tujuan WHO untuk memvaksinasi 70% populasi di setiap negara pada Juli, daripada menawarkan dosis ketiga dan keempat di beberapa negara, katanya.

Karena jumlah kasus akibat Omicron melonjak, beberapa negara, termasuk Amerika SerikatĀ  telah mengurangi periode isolasi atau karantina dalam upaya untuk memungkinkan orang tanpa gejala kembali bekerja atau sekolah.

Mahamud mengatakan bahwa para pemimpin harus memutuskan berdasarkan kekuatan epidemi lokal, dengan mengatakan negara-negara Barat dengan jumlah kasus yang sangat tinggi mungkin mempertimbangkan untuk memangkas periode isolasi agar layanan dasar tetap berfungsi.

Namun, tempat-tempat yang sebagian besar ditutup akan lebih baik untuk mempertahankan periode karantina 14 hari penuh.




TERBARU

[X]
×