kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,68   4,22   0.46%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kali pertama dalam sejarah, Arab Saudi punya menteri energi baru seorang pangeran


Minggu, 08 September 2019 / 11:27 WIB
Kali pertama dalam sejarah, Arab Saudi punya menteri energi baru seorang pangeran
ILUSTRASI. Ilustrasi Pangeran Arab Saudi


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Arab Saudi menunjuk Pangeran Abdulaziz bin Salman, putra raja, sebagai menteri energi yang baru. Berdasarkan informasi dari kantor berita pemerintah Arab Saudi SPA, sang pangeran menggantikan posisi Khalid al-Falih.

Melansir CNBC, penunjukkan ini merupakan yang pertama kali dalam sejarah anggota keluarga Al Saud yang tengah memerintah, menempati posisi menteri energi di Arab Saudi. 

Pangeran Abdulaziz adalah anggota lama dari delegasi pengekspor minyak mentah No.1 ke Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan pengalaman puluhan tahun di sektor minyak.

Baca Juga: Perang dagang AS-China pengaruhi penurunan ICP Agustus jadi UUS$ 57,27 per barel

Analis menilai, sebagai veteran pembuat kebijakan OPEC, Pangeran Abdulaziz diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan minyak kerajaan, karena ia membantu menegosiasikan perjanjian saat ini antara OPEC dan negara-negara non-OPEC untuk memotong pasokan minyak mentah global sehingga bisa mendongkrak harga minyak dan menyeimbangkan pasar.

Pada 2017, ia diangkat menjadi Menteri Negara Urusan Energi, dan telah bekerja sama dengan menteri perminyakan sebelumnya Ali al-Naimi sebagai wakilnya selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Terbebani perang dagang AS-China, harga minyak turun 2%

Beberapa orang dalam industri minyak Arab Saudi mengatakan, pengalaman  panjang sang pangeran telah mengatasi apa yang selama ini dilihat sebagai hal yang tidak mungkin bagi raja menunjuk anggota kerajaan untuk menduduki jabatan menteri energi Arab Saudi.

Sumber CNBC dan diplomat membisikkan, pemikiran konvensional mengatakan bahwa keluarga Al Saud yang berkuasa telah memandang portofolio minyak sedemikian penting sehingga mempercayakannya kepada seorang pangeran dapat mengganggu keseimbangan kekuasaan dinasti dan muncul risiko pangeran yang berpolitik lewat kebijakan minyak.

Arab Saudi telah memiliki lima menteri minyak sejak 1960, dan tidak satu pun dari mereka yang berasal dari keluarga kerajaan.

Baca Juga: Produksi OPEC naik, harga minyak turun lagi

Pada bulan lalu, Arab Saudi mendirikan kementerian untuk industri dan sumber daya mineral, dengan memisahkannya dari kementerian energi kerajaan.

Sebelum keputusan pemisahan, Falih telah mengawasi lebih dari setengah ekonomi Saudi melalui kementerian super, yang dibentuk pada 2016 untuk membantu reformasi baru.

Baca Juga: OPEC sees bearish oil outlook for rest of 2019, points to 2020 surplus

Pekan lalu, Falih juga dicopot dari jabatannya sebagai direktur perusahaan raksasa minyak negara Aramco. Yasser al-Rumayyan, yang mengepalai wealth fund PIF, ditunjuk sebagai direktur yang baru.

Arab Saudi telah memproduksi kurang dari 10 juta barel per hari di sepanjang 2019, di bawah target produksi OPEC. Falih telah membantu menengahi kesepakatan dengan produsen non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia. Dia juga kerap muncul sebagai wajah utama OPEC dan diplomasi minyak kerajaan selama tiga tahun terakhir.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×