kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kampanye boikot iklan Facebook segera mendunia


Senin, 29 Juni 2020 / 07:25 WIB
Kampanye boikot iklan Facebook segera mendunia
ILUSTRASI. Logo Facebook. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Facebook tengah menghadapi tantangan pelik. Kampanye boikot iklan Facebook Inc yang telah memperoleh dukungan dari banyak perusahaan besar, semakin berkembang pesat.

Bahkan sekarang, pihak penyelenggara tengah bersiap untuk mengambil langkah-langkah pertempuran global demi meningkatkan tekanan pada perusahaan media sosial itu untuk menghapus pidato kebencian.

Melansir Reuters, kampanye "Stop Hate for Profit" akan mulai menyerukan perusahaan-perusahaan besar di Eropa untuk bergabung dengan boikot. Hal itu diungkapkan oleh Jim Steyer, kepala eksekutif Common Sense Media, dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Sabtu. 

Baca Juga: Gara-gara Unilever dan Coca Cola, harta Mark Zuckerberg lenyap Rp 102 triliun!

Sejak kampanye diluncurkan pada awal bulan ini, lebih dari 160 perusahaan, termasuk Verizon Communications dan Unilever Plc, telah menandatangani kesepakatan untuk berhenti membeli iklan di platform media sosial terbesar di dunia untuk bulan Juli.

Free Press dan Common Sense, bersama dengan kelompok hak-hak sipil Color of Change dan Anti-Defamation League, meluncurkan kampanye setelah kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang dibunuh oleh polisi Minneapolis.

Baca Juga: Pidato Mark Zuckerberg melempem, saham Facebook anjlok 8,32%

"Perbatasan berikutnya adalah tekanan global," kata Steyer. Dia menambahkan, harapan kampanye ini adalah untuk memberanikan regulator di Eropa dalam mengambil sikap lebih keras untuk Facebook. 

Asal tahu saja, Komisi Eropa pada bulan Juni mengumumkan pedoman baru untuk perusahaan teknologi, termasuk Facebook, untuk menyerahkan laporan bulanan tentang bagaimana mereka menangani kesalahan informasi virus corona.




TERBARU

[X]
×