Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kanada mencabut Rusia dan Belarus dari status mereka sebagai mitra dagang "negara yang paling disukai" sebagai tanggapan atas serangan Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, yang telah memaksa setidaknya satu juta orang meninggalkan negara itu.
Berbicara kepada wartawan pada Kamis pagi, Wakil Perdana Menteri Kanada Chrystia Freeland mengatakan langkah itu berarti bahwa semua ekspor Rusia dan Belarusia ke Kanada sekarang akan dikenakan tarif 35 persen.
Satu-satunya negara lain di dunia yang tidak menikmati status “negara yang paling disukai” sebutan yang merupakan bagian dari aturan Organisasi Perdagangan Dunia dengan Kanada adalah Korea Utara, tambah Freeland.
“Kami bekerja sama dengan mitra dan sekutu kami untuk mendorong mereka mengambil langkah yang sama,” katanya.
“Biaya ekonomi dari perang barbar Kremlin sudah tinggi dan akan terus meningkat,” tambahnya.
Baca Juga: Telepon Macron, Putin Bilang akan Terus Melakukan Operasi Militer di Ukraina
Pengumuman itu muncul di tengah dorongan global untuk memberlakukan pembatasan ekonomi pada Rusia atas invasi 24 Februari ke Ukraina.
Pasukan Rusia menguasai kota pelabuhan Kherson di selatan Ukraina pada Kamis ketika serangan itu memasuki minggu kedua, sementara kota-kota lain, termasuk Mariupol dan Kharkiv, menghadapi serangan yang semakin intensif.
Kanada termasuk di antara beberapa negara Barat, termasuk Amerika Serikat, yang mengeluarkan sanksi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, dan anggota lingkaran dalam Putin lainnya dalam beberapa hari terakhir sebagai tanggapan atas pertempuran tersebut.
Pemerintah Kanada juga memberikan sanksi kepada bank sentral Rusia, dan pada hari Rabu memberlakukan pembatasan pada 10 orang di Rosneft dan Gazprom, dua perusahaan energi besar Rusia, dalam apa yang dikatakannya sebagai upaya untuk "menekan lebih lanjut pada kepemimpinan Rusia" untuk mengakhiri perang.