kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kapal Berisi Lebih dari 100 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Aceh, Indonesia


Selasa, 15 November 2022 / 14:50 WIB
Kapal Berisi Lebih dari 100 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Aceh, Indonesia
ILUSTRASI. Pengungsi Rohingya tiba dengan perahu di sebuah pelabuhan di Lhokseumawe, Aceh, Indonesia, 31 Desember 2021. REUTERS/Hidayatullah Tahjuddin


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah kapal yang mengangkut 111 pengungsi Rohingya mendarat di tepi pantai Aceh Utara, Indonesia, pada hari Selasa (15/11).

Pejabat setempat melaporkan bahwa ini menjadi kunjungan terbaru dari eksodus tahunan para pengungsi Rohingya yang berangkat dari barat laut Myanmar.

Juru bicara pemerintah Aceh Utara, Hamdani, mengatakan ada 111 orang yang menumpang di atas kapal, termasuk 27 perempuan dan 18 anak-anak. Semuanya dilaporkan tiba dalam keadaan sehat.

Baca Juga: PBB Terima Bukti Kejahatan Kemanusiaan di Myanmar dari Facebook

"Mereka semua sudah mendarat. Mereka sudah ditangani dengan baik. Sekarang mereka tinggal di desa terdekat," kata Hamdani, seperti dikutip Reuters.

Lebih lanjut, Hamdani mengatakan bahwa pihak berwenang akan bertemu pada Selasa malam untuk memutuskan tindakan apa yang harus diambil untuk menangani para pengungsi.

Tercatat ada lebih dari 730.000 penduduk Muslim Rohingya yang kabur dari Myanmar sejak tahun 2017, menyusul tindakan keras militer.

Banyak saksi mengungkapkan bahwa ada praktik genosida hingga pemerkosaan pada tragedi tersebut. Sejumlah kelompok pengawas hak asasi manusia pun berhasil mendokumentasikan aksi pembunuhan warga sipil dan pembakaran desa.

Baca Juga: Malaysia Dinilai Melanggar Hukum Internasional Setelah Deportasi Pengungsi Myanmar

Otoritas keamanan Myanmar mengatakan operasi tersebut dilakukan untuk memerangi pemberontakan. Mereka juga berulang kali menyangkal tuduhan yang menyebut bahwa aksi kekejaman telah dilakukan dengan sistematis.

Sejak saat itu masyarakat Rohingya berjuang mencari suaka ke negara-negara terdekat. Malaysia, Thailand, dan Indonesia menjadi destinasi favorit karena dianggap sangat ramah terhadap masyarakat Muslim.

Periode April hingga November menjadi puncak mobilisasi karena kondisi laut relatif lebih tenang.

Ratusan pengungsi telah tiba di Aceh dalam beberapa tahun terakhir. Di saat yang sama, banyak dari mereka yang terkatung-katung di laut selama berbulan-bulan.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×