Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Pada Senin (2/8/2021), Jerman mengirim kapal perang ke Laut China Selatan untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade. Ini artinya, Jerman bergabung dengan negara-negara Barat lainnya dalam memperluas kehadiran militernya di kawasan itu di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ambisi teritorial China.
Reuters memberitakan, China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan dan telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan di perairan yang mengandung ladang gas dan penangkapan ikan yang kaya.
Angkatan Laut AS, dalam unjuk kekuatan melawan klaim teritorial China, secara teratur melakukan apa yang mereka sebut operasi "kebebasan navigasi" di mana kapal mereka melewati beberapa pulau yang diperebutkan. China pada gilirannya menolak misi AS, dengan mengatakan mereka tidak membantu mempromosikan perdamaian atau stabilitas.
Washington memang telah memfokuskan penentangan terhadap aksi China dalam kebijakan keamanan nasionalnya. AS bahkan berusaha untuk menggalang mitra dengan negara-negara lain yang bertujuan untuk melawan apa yang dikatakannya sebagai kebijakan ekonomi dan luar negeri Beijing yang semakin memaksa.
Baca Juga: Melibatkan 10.000 tentara, Rusia dan China adakan latihan militer besar-besaran
Para pejabat di Berlin mengatakan angkatan laut Jerman akan tetap berpegang pada rute perdagangan umum. Fregat itu juga tidak diharapkan untuk berlayar melalui Selat Taiwan, seperti aktivitas reguler yang dilakukan AS yang dikutuk oleh Beijing.
Namun demikian, Berlin telah memperjelas misi tersebut untuk menekankan fakta bahwa Jerman tidak menerima klaim teritorial China.
Baca Juga: China gelar latihan militer di Laut China Selatan, sambut kapal induk Inggris