Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MANILA. Pemerintah Filipina memanggil duta besar China pada Senin (12 April) untuk mendesak permintaan agar kapal-kapal Tiongkok segera meninggalkan terumbu karang yang diklaim oleh Manila di Laut China Selatan.
Perseteruan yang meningkat antara Manila dan Beijing dimulai setelah lebih dari 200 kapal China yang dicurigai oleh otoritas Filipina dioperasikan oleh milisi terlihat awal bulan lalu di Whitsun Reef.
Pemerintah Filipina menuntut kapal-kapal itu pergi kemudian mengerahkan penjaga pantai dan kapal patroli ke daerah itu. Tetapi, China mengatakan, mereka memiliki terumbu karang dan kapal-kapal China itu berlindung dari laut yang ganas.
Saat memanggil Duta Besar China Huang Xilian, Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Elizabeth Buensuceso mengungkapkan "ketidaksenangan Manila atas kehadiran ilegal kapal-kapal China di sekitar Julian Felipe Reef".
Baca Juga: Di tengah ketegangan dengan China, Filipina dan Amerika gelar latihan militer
Filipina menyebut Whitsun Reef di Kepulauan Spratly, yang paling banyak disengketakan di Laut China Selatan, dengan nama Julian Felipe Reef.
“Kehadiran terus-menerus kapal China di sekitar terumbu karang merupakan sumber ketegangan regional,” kata Buensuceso kepada Huang dalam sebuah pernyataan yang Kementerian Luar Negeri Filipina rilis, Selasa (13/4), seperti dikutip Channel News Asia.
Buensuceso menegaskan kembali kepada Huang, terumbu karang yang terletak sekitar 324 km di sebelah Barat Provinsi Palawan, Filipina, berada dalam zona lepas pantai yang diakui secara internasional.
Filipina memiliki hak eksklusif untuk mengeksploitasi perikanan, minyak, gas, dan sumber daya lainnya di kawasan tersebut.
Baca Juga: Sempat diisukan meninggal, Duterte akhirnya muncul di hadapan publik