kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Karena corona, ribuan warga Italia meninggal di rumah akibat kurangnya tenaga medis


Minggu, 05 April 2020 / 15:45 WIB
Karena corona, ribuan warga Italia meninggal di rumah akibat kurangnya tenaga medis
ILUSTRASI. Imama memberkati peti jenazah korban virus corona di Italia. Ribuan warga Italia meninggal di rumahnya karena kekurangan tenaga medis. REUTERS/Flavio Lo Scalzo TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - MILAN. Silvia Bertuletti harus menelepon hingga 11 hari untuk membujuk seorang dokter untuk mengunjungi ayahnya yang berusia 78 tahun, Alessandro, yang mengalami demam dan kesulitan bernafas.

Alessandro Bertuletti akhirnya dinyatakan meninggal pada 19 Maret pukul 1:10 pagi, 10 menit sebelum ambulans yang dipanggil beberapa jam sebelumnya tiba. Satu-satunya obat yang ia minum, yang diresepkan melalui sambungan telepon, adalah obat penghilang rasa sakit ringan dan antibiotik.

Baca Juga: Trump larang ekspor masker, pemerintah Kanada galau di tengah hubungan dengan China

"Ayah saya dibiarkan mati sendirian, di rumah, tanpa bantuan. Kami ditinggalkan begitu saja. Tidak ada yang layak mendapatkan perlakukan seperti itu," kata Silvia kepada Reuters.

Jumlah kematian yang dikonfirmasi akibat corona di Italia mencapai 15.362 pada hari Sabtu waktu setempat atau hampir sepertiga dari total angka kematian global. Tetapi ada bukti yang berkembang bahwa jumlah ini sangat jauh dari total sebenarnya karena begitu banyak orang yang sekarat di rumahnya masing-masing.

Sebuah studi oleh surat kabar lokal L'Eco di Bergamo dan konsultan penelitian InTwig, menggunakan data yang disediakan oleh kota setempat, memperkirakan bahwa 5.400 orang meninggal di provinsi Bergamo selama bulan Maret, atau enam kali lebih banyak dari jumlah kematian setahun yang lalu.

Dari jumlah tersebut, diperkirakan bahwa sebanyak 4.500 orang menyerah pada coronavirus alias lebih dari dua kali lipat jumlah data resmi.  Studi ini menyebut data tersebut memperhitungkan 600 orang yang meninggal di panti jompo dan bukti yang diberikan oleh dokter.

Baca Juga: China murka usai Taiwan tawarkan bantuan masker ke negara lain, kenapa?

Pietro Zucchelli, direktur rumah duka Zucchelli yang melayani beberapa desa di Lembah Seriana di sekitar Bergamo, mengatakan selama dua minggu terakhir lebih dari 50% pekerjaannya adalah mengumpulkan mayat dari rumah-rumah penduduk.

Sebelumnya, sebagian besar yang mati berada di rumah sakit atau panti jompo.

Munda, seorang dokter yang bekerja di Selvino dan Nembro, mengatakan dia telah mengunjungi pasien di rumah sejak akhir Februari guna memberikan antibiotik untuk pneumonia bakteri dan terapi oksigen jika diperlukan.

Dia mengatakan bahwa meskipun antibiotik bukan obat untuk virus, mereka dapat mengobati beberapa komplikasi yang melemahkan dan membantu pasien pulih tanpa dirawat di rumah sakit. Untuk melindungi dirinya, dia membeli masker wajah senilai € 600 yang dia sterilkan di rumahnya dengan uap setiap malam.

Baca Juga: Ingat, Bandara Internasional Phuket Thailand mulai ditutup pada 10 April 2020

Lebih dari 11.000 petugas kesehatan telah tertular virus di Italia dan 80 orang di antaranya telah meninggal, banyak dari mereka adalah dokter keluarga.

Kondisi sulit ini pun diakui oleh pemerintah daerah. Namun, tak banyak yang bisa dilakukan.

"Terlepas dari upaya terbaik kami, tidak mungkin untuk membawa semua orang ke rumah sakit dan kadang-kadang keluarga lebih memilih untuk menjaga orang sakit di rumah karena takut mereka mungkin tidak memiliki kesempatan lain untuk mengucapkan selamat tinggal," ujar walikota Bergamo, Giorgio Gori.

"Kami memiliki warga yang sakit di rumah dan merasa ditinggalkan, saya bisa memberi Anda ratusan contoh," tulis Giovanna Gargioni, walikota Borghetto Lodigiano dalam surat kepada otoritas kesehatan regional beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Waduh, kasus virus corona baru di China bertambah 30 pada Sabtu (4/4)

Bahkan di Milan, kota utama di Provinsi Lombardy dan ibukota keuangan Italia, para dokter mengatakan bahwa janji pemerintah daerah untuk menyediakan alat pelindung seperti masker wajah dan untuk memberikan tes swap kepada tenaga medis belum terwujud untuk beberapa orang.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×