Reporter: Edy Can, Bloomberg | Editor: Edy Can
SIDNEY. Qantas Airways Ltd. membatalkan seluruh penerbangannya setelah aksi mogok yang dilakukan serikat pekerja. Perusahaan penerbangan Australia ini bertekad terus mempertahankan keputusannya bila tidak tercapai kata sepakat dengan serikat pekerja.
Chief Executive Officer Qantas Alan Joice mengatakan, jika aksi mogok serikat pekerja terus berlangsung maka pihaknya akan menutup unit usaha Qantas satu per satu. "Pesawat tidak akan terbang sampai ada kesimpulan," katanya, kemarin (29/10).
Aksi mogok karyawan ini mulai terjadi ketika pada Agustus lalu Qantas mengumumkan rencana menghapus 1.000 karyawannya. Pengurangan tenaga kerja ini dilakukan karena Qantas ingin mengurangi sebagian rute penerbangan dan membangun sebuah perusahaan baru untuk melayani penerbangan di Asia Tenggara dan Jepang. Serikat pekerja menampik keputusan tersebut.
Asal tahu saja, Qantas telah menderita kerugian sebesar A$68 juta tahun ini akibat konflik dengan serikat karyawannya. Harga sahamnya sudah terpuruk 39% dalam tahun ini.
Setiap harinya, Qantas menerbangkan 108 pesawat untuk melayani rute internasional dan domestik. Pesawat-pesawat tersebut terbang dari 22 bandara udara di seluruh dunia. Pembatalan penerbangan ini akan membebani Qantas sebesar US$ 21 juta setiap hari.
Juru bicara Qantas Tom Woodward mengatakan, pembatalan terbang ini akan mengganggu 13.000 warga Australia yang telah membeli tiket untuk terbang dalam tempo 24 jam mendatang.