kontan.co.id
banner langganan top
Rabu, 14 Mei 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.554   -56,00   -0,34%
  • IDX 6.979   145,96   2,14%
  • KOMPAS100 1.011   24,10   2,44%
  • LQ45 785   19,50   2,55%
  • ISSI 221   2,82   1,29%
  • IDX30 408   10,67   2,69%
  • IDXHIDIV20 480   13,09   2,80%
  • IDX80 114   2,42   2,17%
  • IDXV30 116   1,94   1,69%
  • IDXQ30 133   3,80   2,94%
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.554   -56,00   -0,34%
  • IDX 6.979   145,96   2,14%
  • KOMPAS100 1.011   24,10   2,44%
  • LQ45 785   19,50   2,55%
  • ISSI 221   2,82   1,29%
  • IDX30 408   10,67   2,69%
  • IDXHIDIV20 480   13,09   2,80%
  • IDX80 114   2,42   2,17%
  • IDXV30 116   1,94   1,69%
  • IDXQ30 133   3,80   2,94%
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.554   -56,00   -0,34%
  • IDX 6.979   145,96   2,14%
  • KOMPAS100 1.011   24,10   2,44%
  • LQ45 785   19,50   2,55%
  • ISSI 221   2,82   1,29%
  • IDX30 408   10,67   2,69%
  • IDXHIDIV20 480   13,09   2,80%
  • IDX80 114   2,42   2,17%
  • IDXV30 116   1,94   1,69%
  • IDXQ30 133   3,80   2,94%

Harga bahan bakar melonjak, Australia Qantas Airways naikkan harga tiket


Selasa, 19 April 2011 / 12:10 WIB
Harga bahan bakar melonjak, Australia Qantas Airways naikkan harga tiket
ILUSTRASI. Ilustrasi Yuk cari tahu seberapa banyak biaya hidup di Yogyakarta.


Sumber: Reuters | Editor: Rizki Caturini

SYDNEY. Australia Qantas Airways hari ini (19/4) mengumumkan kenaikan harga tiket pesawat sebesar A$ 100 atau sekitar US$ 105 untuk penerbangan rute satu arah dari Australia ke Eropa dan AS. Hal ini terkait lonjakan harga bahan bakar pesawat yang terus melonjak.

Peningkatan operasional yang tajam membuat perusahaan mengumumkan untuk mengkaji kembali beberapa rute penerbangan yang dianggap tidak terlalu potensial dan mengurangi karyawan. Langkah-langkah ini untuk menghemat biaya operasional perusahaan yang kian membengkak.

"Biaya bahan bakar yang terus naik menjadi ancaman serius bagi usaha kami sejak krisis keuangan global," ujar CEO Qantas Alan Joyce.

Tak hanya tertekan akibat naiknya biaya operasional, bisnis Qantas juga melesu setelah banyaknya bencana alam di berbagai negara seperti di Jepang. Hal itu membuat masyarakat menunda untuk bepergian.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×