Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Otoritas di Singapura menyatakan jumlah kasus virus corona harian di negara tersebut akan turun secara signifikan dalam beberapa minggu.
Hal ini sejalan dengan telah berakhirnya pengujian kepada sekitar 300.000 pekerja migran yang tinggal di asrama yang merupakan pusat wabah corona di negara ini.
Baca Juga: Kantor perwakilan Beijing di Hong Kong menilai sanksi AS adalah tindakan konyol
Dari puncak 1.426 kasus baru dalam sehari pada 20 April lalu, Singapura sekarang mencatat rata-rata antara 200 dan 400 infeksi baru setiap hari.
Lonjakan kasus sesekali tetap terjadi. Seperti 908 kasus yang dilaporkan pada Rabu lalu yang disebabkan oleh lebih banyak pekerja yang terinfeksi di beberapa asrama daripada yang lain.
Hingga Jumat, tinggal 9.700 pekerja migran yang masih perlu menjalani tes Covid-19 yang telah melakukan kontak dekat dengan pekerja sakit lainnya.
Para pekerja tersebut pada saat ini berada di fasilitas karantina dan akan diuji sebelum diizinkan kembali bekerja di akhir masa isolasi 14 hari.
Baca Juga: Bila AS dan China berperang di Laut China Selatan, ini yang terjadi
Menteri Pendidikan Lawrence Wong, yang turut memimpin gugus tugas multi-kementerian yang dibentuk untuk mengoordinasikan tanggapan virus Singapura, mengatakan jumlah kasus kemungkinan akan bervariasi dalam beberapa hari mendatang.
“Setelah itu, kami berharap jumlah kasus akan berkurang secara signifikan,” katanya.
Kondisi kehidupan para pekerja migran berupah rendah, yang kini mencapai lebih dari 90% dari total 54.555 kasus corona di Singapura, telah menjadi bahan perdebatan nasional karena asrama tempat tinggal yang dinilai kotor.
Program pembersihan dengan cepat dimulai dan militer diminta untuk membantu distribusi makanan karena semua asrama diisolasi mulai tanggal 21 April.
Baca Juga: Situasi memanas, Menhan AS dan China jalin komunikasi
Hal ini membatasi para pekerja di kamar mereka dan menghentikan semua pekerjaan konstruksi kecuali yang dianggap penting di Singapura.