Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Hingga berita ini diturunkan sedikitnya ada 2.564.190 kasus positif corona di seluruh dunia. Dari angka ini dilaporkan ada lebih dari 177 ribu kasus meninggal dunia, di mana dua per tiganya berasal dari Eropa.
Memerlukan waktu 75 hari untuk menembus angka 500 ribu kasus pertama. Yang mengejutkan, 500 ribu kasus terbaru hanya membutuhkan waktu enam hari. Pada awal pandemi tepatnya tanggal 10 Januari 2020, kasus infeksi yang dilaporkan terjadi hanya 41 kasus positif, namun kini di bulan April rata-rata kasus positif harian bisa mencapai angka 70.000 kasus.
Banyak pakar berpendapat bahwa angka kasus positif COVID-19 di seluruh dunia kemungkinan lebih tinggi dibandingkan angka yang dilaporkan, meski jumlahnya masih sangat jauh di bawah pandemi flu Spanyol pada tahun 1918 silam yang menginfeksi lebih kurang 500 juta orang.
Walapun angka kasus positif COVID-19 terus bertambah, ada tanda-tanda bahwa laju penyebaran virus corona mulai dapat ditekan menyusul upaya negara-negara di dunia yang menerapkan tindakan lockdown.
Pada awal April, peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 harian dilaporkan pada tingkat 8%-9% per hari dan pada seminggu terakhir ini presentase tersebut menjadi 3%-4% per hari.
Lebih dari 1,1 juta kasus positif dilaporkan di Eropa, di mana Spanyol dan Italia jadi dua negara dengan kasus positif terbanyak dengan total hampir 400 ribu kasus positif. Dari angka tersebut, dilaporkan 10% kasus berujung kematian.
Di Cina, awal mula virus corona berasal, dilaporkan bahwa kasus baru terus berkurang di mana dilaporkan hanya kurang dari 20 kasus positif yang terjadi selama tiga hari terakhir. Selain itu belum ada laporan kematian sepanjang pekan ini.
Meski begitu, minggu lalu pemerintah Cina merevisi angka kematian resmi kasus COVID-19 sebesar 40% atau sebanyak 1.290 kasus kematian yang sebelumnya tidak dilaporkan otoritas kesehatan Cina.
Trump tangguhkan Green Card
Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di seluruh dunia. Sedikitnya 825 ribu kasus positif dilaporkan dari negeri Paman Sam tersebut, Rabu (22/04).
Presiden AS Donald trump mengumumkan bahwa keputusannya pada Senin (21/04) untuk menangguhkan imigrasi ke AS hanya berlaku untuk mereka yang sedang mencari tempat tinggal permanen, bukan untuk pekerja sementara. Dalam konferensi pers hariannya, Selasa (21/04), Trump mengatakan akan menangguhkan penerbitan Green Card selama 60 hari sebagai langkah untuk membatasi persaingan pekerjaan di AS yang hancur karena pandemi virus corona.
“Dengan menghentikan sementara imigrasi, kami akan membantu memprioritaskan warga Amerika yang menganggur sebagai orang pertama yang mendapatkan pekerjaan saat Amerika dibuka kembali. Ini sangatlah penting,” ujar Trump di Gedung Putih.
“Akan salah dan tidak adil bagi warga Amerika yang kehilangan pekerjaan karena virus corona, namun digantikan dengan tenaga kerja imigran baru yang datang dari luar negeri,“ jelasnya.
Sedikitnya 22 juta orang di Amerika telah kehilangan pekerjaan sejak diterapkannya kebijakan lockdown akibat pandemi virus corona.
Operasi ketupat
Hingga berita ini diturunkan, kasus positif COVID-19 di Indonesia telah mencapai angka 7.135 kasus di mana 616 diantaranya dinyatakan meninggal dunia, dan 842 dinyatakan sembuh. Untuk menekan laju penyebaran virus corona di Indonesia, Presiden Joko Widodo pada Selasa (22/04) umumkan larangan mudik Lebaran bagi semua warga.
Mulai Jumat (24/04), Polda Metro Jaya akan menggelar operasi kemanusian yang diberi nama “Operasi Ketupat” untuk menyambut Ramadan dan Lebaran tahun ini. Tujuannya untuk mengamankan kegiatan masyarakat, khususnya tentang kebijakan larangan mudik.
Dalam konferensi persnya, Rabu (22/04), melalui akun instagram Humas Polda Metro Jaya,Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan Operasi Ketupat kali ini akan digelar Jumat (24/04) hingga H+7 lebaran.
Dalam operasi ini, polisi membuat sejumlah pos pengamanan terpadu. Sebanyak 19 pos pengamanan terpadu yang tersebar di DKI Jakarta dan sekitarnya dan 3 pos pengamanan terpadu yang akan menyekat pergerakan kendaraan di 3 titik tol. Di pos pengamanan terpadu ini akan ada sejumlah anggota polisi, TNI, hingga Dishub yang nantinya akan melakukan pemantauan dan pemeriksaan.
"Tugasnya pertama masalah pengamanan kriminal, harkamtiblantas, dan ada skenario petugas pengamanan di pos pam terpadu, membuat skenario untuk bisa melarang masyarakat-masyarakat yang akan mudik sesuai kebijakan pemerintah, itu akan kita laksanakan di pos pam terpadu," ucap Yusri.