Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penyebaran Covid-19 akibat virus corona varian baru, Omicron semakin mengkhawatirkan. Kasus Covid-19 akibat virus corona varian baru Omicron terus meluas.
Setidaknya, sudah ada 26 negara yang melaporkan kasus Covid-19 akibat virus corona varian baru, Omicron. Diperkirakan, penambahan kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron akan terus meluas.
Dilansir dari Kompas.com, secara resmi laporan kasus Covid-19 akibat virus corona varian baru, Omicron terjadi di 25 negara, yakni:
- Australia: 7 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Austria: 1 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Belgia: 1 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Botswana: 19 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Brasil: 2 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Kanada: 6 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Ceko: 1 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Denmark: 4 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Perancis: 1 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron (di Pulau Reunion)
- Jerman: 9 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Hong Kong : 4 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Israel: 4 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Italia: 9 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Jepang: 2 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Belanda: 16 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Nigeria: 3 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Norwegia: 2 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Portugal: 13 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Arab Saudi: 1 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Afrika Selatan: 77 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Korea Selatan: 5 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Spanyol: 2 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Swedia: 3 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Inggris Raya: 22 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron
- Amerika Serikat: 1 kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron.
Baca Juga: Varian Omicron menyebar, WHO minta perketat protokol kesehatan
Baru-baru ini ada tambahan kasus Covid-19 akibat virus corona varian Omicron di Singapura. Mengutip Kompas.com, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Kamis sore (2/12/2021) mengumumkan, dua pasien yang saat ini sedang dirawat di National Centre for Infectious Diseases (NCID) positif Covid-19 akibat terinfeksi virus corona varian Omicron. Kedua pasien tiba di Singapura pada Rabu (1/12/2021) dari Johannesburg, Afrika Selatan, menaiki maskapai Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ 479.
Kedua pasien yang terinfeksi virus corona varian Omicron tersebut telah menerima vaksin Covid-19. Gejala-gejala yang saat ini mereka derita adalah batuk dan tenggorokan gatal.
Gejala Covid-19 Omicron
Dilansir dari Kompas.com, salah seorang dokter pertama di Afrika Selatan yang mendeteksi varian virus corona Omicron, Angelique Coetzee, mengatakan pasien-pasien Covid-19 yang terkena varian tersebut sejauh ini menunjukkan gejala ringan dan bisa rawat jalan di rumah. "Keluhan yang disampaikan pasien (Omicron) biasanya adalah mereka merasa sangat capek selama satu atau dua hari. Gejala lain adalah, sakit kepala dan badan terasa sakit. Tenggorokan serak," kata Coetzee dalam wawancara dengan BBC.
"Mereka tidak batuk-batuk, tidak juga kehilangan indra penciuman maupun indra rasa," katanya.
Ia menjelaskan "gejala pada tahap ini tak beda jauh dengan infeksi virus normal. Karena kami tak mendapati kasus (baru) Covid-19 dalam delapan hingga 10 pekan terakhir, kami memutuskan untuk melakukan tes," katanya.
Ia menggambarkan gejala-gejala "sangat ringan" dan sejauh ini belum ada pasien Omicron yang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Baca Juga: Jokowi pilih dua obat Covid-19 Remdesivir & Favipiravir diperbanyak, apakah ampuh?
Diketahui, hasil tes menunjukkan baik pasien maupun keluarga mereka semuanya positif terkena Covid. Insiden yang ia tuturkan ini mengacu pada kejadian pada 18 November 2021.
Pada hari itu, klinik yang ia kelola menerima sejumlah pasien yang memperlihatkan gejala yang berbeda dari gejala sakit yang diakibatkan oleh varian Delta. Para pasien yang mendatangi kliniknya mengaku sangat capek selama dua hari.
Mereka juga mengatakan badan sakit-sakit dan mengalami sakit kepala. Ia menggambarkan gejala ini berbeda dengan gejala pasien Delta dan berpikir "ada sesuatu yang tengah terjadi" dan memutuskan untuk melaporkannya ke otoritas kesehatan di Afrika Selatan.
"Mungkin sudah menyebar di negara-negara lain" Pada 25 November, otoritas kesehatan di Afrika Selatan mengumumkan penemuan varian baru, setelah melakukan penelitian terhadap sampel laboratorium dari tanggal 14 hingga 16 November.
Dokter Coetzee mengatakan hampir separuh pasien Omicron yang ia tangani belum menerima vaksinasi. Coetzee, yang juga ketua organisasi medis di Afrika Selatan, mengatakan pada 18 November tersebut banyak pasien yang mengeluhkan gejala yang sangat mirip: rasa capek selama satu atau dua hari, badan sakit-sakit, dan sakit kepala.
"Sebagian besar gejalanya sangat ringan dan tak ada yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Kami bisa merawat mereka di rumah ... saya berbicara dengan rekan-rekan dokter dan mereka menyampaikan hal yang sama," kata Coetzee.
Dari pengalamannya sejauh ini, rata-rata pasien Omicron berusia di bawah 40 tahun. Hampir separuh pasien Omicron yang ia tangani belum menerima vaksinasi.
Coetzee meyakini varian Omicron "mungkin sudah beredar di negara-negara yang saat ini memberlakukan larangan perjalanan dari dan ke kawasan Afrika bagian selatan".
Mencegah Covid-19 Omicron masuk Indonesia
Merujuk catatan Satgas Covid-19, dalam mendeteksi keberadaan varian baru COVID-19 atau Omicron, Badan Kesehatan Dunia atau Wolrd Health Organization (WHO) merekomendasikan upaya whole genome sequencing (wgs) di kawasan Asia Tenggara.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menyatakan hal ini telah dilakukan untuk spesimen pelaku perjalanan yang baru datang. Beberapa spesimen yang telah diambil dari pelaku perjalanan internasional yang sudah masuk Indonesia sejak pertengahan Oktober 2021.
"Selain itu, sebagai satu kesatuan, tracing juga akan dilakukan sesuai prosedur yang ada yaitu mendeteksi orang yang pernah berinteraksi dengan kasus positif yang datang dari luar negeri," Wiku menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers di Graha BNPB, Kamis (2/12/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Disamping itu, dalam upaya mencegah meluasnya penularan kasus di dalam negeri, pemerintah melakukan upaya penanganan dini dengan penelusuran kontak pasien positif COVID-19. World Health Organization (WHO) sendiri mengkategorisasikan level transmisi virus COVID-19 menjadi 4 skenario epidemiologi.
Pertama, kondisi tidak ada kasus. Kedua, kasus sporadik atau kondisi kemunculan suatu penyakit yang jarang terjadi dan tidak teratur pada suatu daerah. Ketiga, klaster atau kondisi kemunculan kasus yang berkelompok pada tempat dan waktu tertentu yang dicurigai memiliki jumlah kasus yang lebih besar daripada yang teramati.
Keempat, transmisi komunitas atau kondisi penularan antar penduduk dalam suatu wilayah yang sumber penularannya berasal dari dalam wilayah itu sendiri yang terdiri dari tingkat satu sampai empat.
Jadi, meskipun kasus Covid-19 di Indonesia semakin berkurang, kita tetap harus waspada. Tetap jalankan protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun