kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kasus Melonjak Tinggi, WHO dan UNICEF Peringatkan Badai Besar Wabah Campak


Rabu, 27 April 2022 / 23:00 WIB
Kasus Melonjak Tinggi, WHO dan UNICEF Peringatkan Badai Besar Wabah Campak


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Kasus campak di seluruh dunia melonjak 79% dalam dua bulan pertama tahun ini dibanding periode sama tahun lalu. WHO dan UNICEF memperingatkan wabah serius penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin itu.

Lonjakan kasus campak merupakan tanda mengkhawatirkan dari peningkatan risiko penyebaran penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin dan dapat memicu wabah yang lebih besar, WHO dan UNICEF memperingatkan.

Mengacu data WHO dan UNICEF, sebanyak 17.338 kasus campak dilaporkan di seluruh dunia sepanjang Januari dan Februari 2022, dibandingkan dengan 9.665 kasus selama dua bulan pertama 2021. 

Karena campak sangat menular, kasus cenderung muncul dengan cepat ketika tingkat vaksinasi menurun. Badan di bawah naungan PBB itu khawatir, wabah campak bisa menyulut wabah penyakit lain yang tidak menyebar dengan cepat.

Baca Juga: WHO Sebut Dunia Semakin Buta terhadap Pola Penularan Virus Corona, Kenapa?

Terlepas dari efek langsungnya pada tubuh yang bisa mematikan, virus campak juga melemahkan sistem kekebalan dan membuat anak lebih rentan terhadap penyakit menular lainnya, seperti pneumonia dan diare. 

Sebagian besar kasus campak terjadi di lingkungan yang menghadapi kesulitan sosial dan ekonomi akibat Covid-19, konflik, atau krisis lainnya, dan memiliki infrastruktur dan ketidakamanan sistem kesehatan yang lemah secara kronis.

"Campak lebih dari penyakit berbahaya dan berpotensi mematikan. Ini juga merupakan indikasi awal bahwa ada kesenjangan dalam cakupan imunisasi global, kesenjangan yang tidak terjangkau oleh anak-anak rentan,” kata Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF. 

"Pelonggaran kegiatan masyarakat saat pandemi Covid-19 di tempat-tempat di mana anak-anak tidak menerima vaksinasi rutin, menciptakan badai yang sempurna untuk penyebaran penyakit seperti campak," tegasnya dalam siaran pers Rabu (27/4) yang diterima Kontan.co.id.

Baca Juga: Mulai 1 Mei, Malaysia Cabut Kewajiban Pakai Masker saat Berada di Luar Ruangan

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengganggu layanan imunisasi, sistem kesehatan kewalahan, dan sekarang dunia melihat kebangkitan penyakit mematikan termasuk campak. 

"Untuk banyak penyakit lain, dampak gangguan terhadap layanan imunisasi ini akan terasa selama beberapa dekade mendatang," ungkap Tedros. 

"Sekarang adalah saatnya untuk mendapatkan imunisasi penting kembali ke jalurnya, dan meluncurkan kampanye untuk mengejar ketertinggalan sehingga semua orang bisa memiliki akses ke vaksin yang menyelamatkan jiwa," imbuhnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×