kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus virus corona impor China mencapai rekor, tidak ada transfer domestik


Jumat, 20 Maret 2020 / 17:41 WIB
Kasus virus corona impor China mencapai rekor, tidak ada transfer domestik
ILUSTRASI. Kasus virus corona impor China naik ke rekor 228.


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kasus virus corona impor China naik ke rekor 228. Data yang dirilis Jumat (20/3) ini menunjukkan bahwa pelancung yang terinfeksi menyebar ke lebih banyak provinsi. Hal ini menambah tekanan kepada pihak berwenang untuk memperketat aturan masuk dan protokol kesehatan.

Dalam dua hari berturut-turut, China tidak menemukan kasus virus yang ditransmisikan secara domestik. Ketakutan akan gelombang infeksi kedua meningkat di tengah kesuksesan China menahan epidemik. Penyebaran virus di Eropa dan Amerika Utara mendorong warga China, terutama pelajar di sana untuk pulang kampung.

"Jumlah kasus impor China semakin meningkat sehingga tekanan untuk berjaga-jaga juga meningkat,"  kata Wang Bin, pejabat Komisi Kesehatan Nasional seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Hari ini, chatbot WhatsApp Covid-19 sudah bisa diakses masyarakat

Jumlah infeksi baru pada hari Kamis hanya 39. Empat belas di antaranya berada di provinsi selatan Guangdong, delapan di pusat komersial Shanghai dan enam di ibu kota, Beijing. Titik utama pelancong datang ke China adalah pusat transportasi seperti Beijing, Shanghai dan Guangdong, termasuk Shenzhen yang berdekatan dengan Hong Kong.

Segelintir kasus impor juga dilaporkan di kota Tianjin dan provinsi Liaoning, Heilongjiang, Shandong dan Gansu di utara, serta di provinsi Zhejiang, Fujian, Sichuan, dan wilayah Guangxi.

Komisi Kesehatan tidak menyebut dari mana kasus-kasus ini berasal. Tapi pemerintah provinsi mengatakan, beberapa pelancong telah berada di Inggris, Spanyol, dan Amerika Serikat (AS). "Semua orang sangat waspada dengan orang-orang yang kembali dari luar negeri. Kita sama sekali tidak boleh lengah,"  kata Cao, seorang warga Beijing.

Baca Juga: Sultan HB X tetapkan status tanggap darurat virus corona di Yogyakarta

Menurut kantor berita Xinhua, lima pejabat di Gansu dihukum karena menjemput pelancong yang kembali dari luar negeri tanpa izin, termasuk dua yang dinyatakan positif.

Seiring meningkatnya kekhawatiran atas kedatangan yang terinfeksi dari luar negeri, para menteri luar negeri China, Jepang, dan Korea Selatan mengadakan konferensi video pada hari Jumat untuk membahas kerja sama untuk mengendalikan pandemi.

Tanpa gejala

Kasus impor baru di Tianjin, sebuah kota berpenduduk 11 juta, adalah seorang wanita berusia 23 tahun yang belajar di London. Xinhua melaporkan, dia pulang melalui Zurich, Tokyo dan Beijing.

Kota timur laut Shenyang mengatakan kasus impor pertamanya adalah seorang pelancong yang tiba dari London melalui Seoul, yang tidak menunjukkan gejala demam atau saluran pernapasan di bandara pada 16 Maret.

Baca Juga: Usai pangkas suku bunga, neraca keuangan The Fed capai rekor tertinggi

Sekolah Kesehatan Masyarakat Yale dalam penelitian mengungkapkan, banyak wabah di luar negeri disebabkan oleh para pelancong dari China yang pra-simptomatik dan karenanya belum diskrining atau diisolasi.

Tiongkok telah lama merekomendasikan isolasi diri pada pelancong yang kembali. Tapi pihak berwenang di beberapa daerah sekarang memberlakukan karantina selama 14 hari di fasilitas medis untuk orang-orang yang kembali dari 24 negara yang terkena dampak paling parah. Ini adalah upaya untuk membatasi risiko penyebaran oleh mereka yang belum menunjukkan gejala.

Untuk hari kedua, tidak ada kasus baru di pusat wabah Wuhan, ibukota Hubei, kata Komisi Kesehatan Nasional.

Baca Juga: Corona kian mewabah di AS, Bill Gates: Amerika harus lakukan lockdown

Jumlah infeksi di China Daratan mencapai 80.967, dengan jumlah kematian 3.248 pada hari Kamis, meningkat tiga dari hari sebelumnya.

Secara global, 245.000 orang telah terinfeksi dan lebih dari 10.000 telah meninggal.




TERBARU

[X]
×