Sumber: Associate Press | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Melansir AP, ratusan warga dievakuasi ketika api yang mulai muncul pada Rabu (26/11/2025) siang cepat menyebar ke tujuh dari delapan gedung apartemen di kawasan Tai Po, New Territories. Sedikitnya 29 orang masih dirawat di rumah sakit. Saat malam tiba, kobaran api dan asap tebal terlihat membeludak dari jendela gedung.
Penyelidik mengatakan mereka sedang memeriksa apakah bahan yang digunakan pada dinding luar gedung memenuhi standar ketahanan api, karena kecepatan penyebaran api dianggap tidak biasa. Pejabat menyebutkan bahwa api awalnya berasal dari perancah luar gedung setinggi 32 lantai, lalu masuk ke dalam bangunan sebelum merembet ke gedung lain, kemungkinan diperburuk kondisi angin kencang.
Presiden China Xi Jinping menyampaikan belasungkawa atas kematian seorang petugas pemadam kebakaran dan menyatakan simpati kepada keluarga korban. Xi juga meminta upaya maksimal untuk mencegah lebih banyak korban.
Dinas pemadam kebakaran mengatakan bahwa api di tiga gedung mulai terkendali lewat tengah malam, namun kondisi masih sangat sulit. Kompleks apartemen itu terdiri dari delapan bangunan dengan hampir 2.000 unit yang dihuni sekitar 4.800 orang, termasuk banyak lansia. Gedung-gedung tersebut dibangun pada 1980-an dan sedang menjalani renovasi besar.
Baca Juga: McKinsey PHK 200 Karyawan Teknologi Pilih Andalkan AI
Suhu ekstrem menyulitkan tim penyelamat masuk ke dalam gedung. Api dengan cepat menyelimuti perancah bambu dan jaring proyek renovasi yang terpasang di fasad bangunan. Sekitar 900 orang sudah dievakuasi ke tempat penampungan sementara.
Pihak berwenang mengerahkan ratusan petugas pemadam kebakaran, polisi, dan tenaga medis. Lebih dari 140 mobil pemadam dan lebih dari 60 ambulans disiagakan. Kebakaran ini diklasifikasikan sebagai alarm level 5, kategori paling serius di Hong Kong.
Beberapa warga masih terjebak saat malam, sementara petugas terus menerima banyak panggilan darurat. Seorang petugas pemadam berusia 37 tahun tewas, sementara rekan lainnya dirawat karena kelelahan panas.
Warga yang kehilangan tempat tinggal kini ditampung sementara. Salah satu warga yang hanya menyebut nama keluarganya, Wu, mengatakan bahwa ia sudah pasrah kehilangan rumahnya. “Melihatnya terbakar seperti itu sangat menyakitkan,” ujarnya.
Tai Po dikenal sebagai area pinggiran kota dekat perbatasan Shenzhen, China. Perancah bambu adalah hal umum dalam pembangunan dan renovasi bangunan di Hong Kong, meski pemerintah mulai mempertimbangkan pelarangan penggunaannya untuk proyek publik karena alasan keamanan.
Tonton: Danantara Berperan Besar dalam Pemulihan Kinerja Krakatau Steel KRAS
Kebakaran ini menjadi yang paling mematikan sejak 1996, ketika 41 orang meninggal dalam kebakaran gedung komersial di Kowloon yang berlangsung selama 20 jam.
Kesimpulan
Kebakaran besar di kompleks apartemen Tai Po, Hong Kong, menewaskan sedikitnya 36 orang dan menyebabkan ratusan lainnya hilang, memicu penangkapan tiga pria yang diduga bertanggung jawab atas kelalaian hingga berujung maut. Api yang menyebar cepat melalui perancah renovasi dan material bangunan mempersulit proses evakuasi dan pemadaman, meski lebih dari 200 kendaraan darurat dikerahkan. Tragedi ini memicu pertanyaan soal standar keselamatan bangunan, penggunaan perancah bambu, serta kesiapan mitigasi kebakaran di properti bertingkat tinggi.













