kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebijakan iklim Uni Eropa dianggap persulit energi nuklir, tujuh negara protes


Kamis, 25 Maret 2021 / 09:34 WIB
Kebijakan iklim Uni Eropa dianggap persulit energi nuklir, tujuh negara protes
ILUSTRASI. Reaktor nuklir.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Dimotori oleh Prancis, sebanyak tujuh negara Eropa melayangkan surat peringatan ke Uni Eropa terkait kebijakan iklimnya yang dinilai bisa menghambat perkembangan tenaga nuklir.

Dikutip dari Reuters, surat bertanggal 19 Maret 2021 itu dikirim ke Brussels setelah Uni Eropa menyelesaikan undang-undang keuangan hijau yang dirancang untuk mengarahkan uang tunai ke dalam proyek-proyek rendah karbon.

Sayangnya, belum diputuskan apakah aturan tersebut  akan memberi label tenaga nuklir sebagai investasi sumber daya berkelanjutan.

Ketujuh negara mengatakan Uni Eropa harus berbuat lebih banyak untuk menempatkan tenaga nuklir sejajar dengan teknologi rendah karbon lainnya dalam kebijakan iklim, termasuk aturan keuangan berkelanjutan.

Surat ditandatangani oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Hongaria, Polandia, Republik Ceko, Rumania, Slovakia dan Slovenia.

Baca Juga: Uni Eropa berencana terapkan sanksi ke China, ini peringatan Beijing

"Kami sangat prihatin bahwa hak negara anggota untuk memilih di antara berbagai sumber energi dan hak untuk menentukan struktur umum pasokan energi saat ini sangat dibatasi oleh pembuatan kebijakan Uni Eropa, yang mengecualikan tenaga nuklir dari lebih banyak kebijakan," ungkap tujuh negara dalam suratnya.

Para pemimpin negara Uni Eropa pada Desember lalu sepakat untuk memotong emisi gas rumah kaca bersih mereka setidaknya 55% pada tahun 2030. Untuk mencapai hal itu, Uni Eropa membutuhkan investasi sektor energi tambahan sebesar 350 miliar euro setahun dalam dekade ini.

Saat ini anggota Uni Eropa memiliki perbedaan pendapat terkait penggunaan energi nuklir. Para pendukungnya, sebanyak 13 negara, mendukung penggunaan energi nuklir karena rendah emisi karbon. Sementara negara yang menentang menyuarakan keprihatinan atas limbah berbahaya, serta penundaan dan biaya proyek-proyek baru-baru ini yang membengkak.

Prancis menghasilkan sekitar 70% listriknya dari nuklir. Sementara negara lain yang mengirim peringatan ke Uni Eropa masih menggunakan bahan bakar biasa, dan Polandia ang ingin membangun reaktor untuk mengurangi ketergantungannya pada batubara.

Selanjutnya: Gara-gara isu pembekuan darah, vaksin AstraZeneca makin diragukan di Eropa




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×