Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri terpilih Inggris Keir Starmer mendeklarasikan kemenangan telaknya dalam pidato kemenangan di ibu kota London, Jumat subuh (5 Juli) waktu setempat.
Starmer dipastikan menjadi penghuni baru 10 Downing Street setelah Partai Buruh pimpinannya meraih hasil gemilang dalam pemilihan umum (pemilu) parlemen Inggris.
Partai yang identik dengan warna merah itu tidak terbendung dengan 412 kursi, unggul jauh dari petahana Partai Konservatif yang hanya memenangkan 121 kursi.
Masih ada 2 dari total 650 kursi yang suaranya masih dihitung
Kemenangan Buruh semakin spektakuler mengingat baru lima tahun lalu partai ini meraih hasil terburuk dalam sejarah yaitu dengan 202 kursi.
Partai berhaluan kiri tengah ini berhasil melipatgandakan jumlah kursi sekaligus mengakhiri penantian selama 14 tahun menjadi oposisi.
Baca Juga: Mengenal Keir Starmer, Perdana Menteri Baru Inggris Pengganti Rishi Sunak
Perolehan 412 kursi ini adalah kemenangan terbesar kedua dalam sejarah pemilu Inggris. Rekor terbesar juga dipegang oleh Partai Buruh yang dipimpin Tony Blair memenangkan 418 kursi pada pemilu tahun 1997.
“Mandat yang luar biasa ini tentunya diterima juga dengan tanggung jawab yang besar,” ucap Starmer dalam pidato kemenangannya yang disampaikan dengan meriah ketika fajar menyingsing.
Politisi berusia 61 tahun itu berjanji akan langsung bekerja untuk memperbaiki kondisi negara.
Sosok yang sebelumnya berprofesi sebagai pengacara dan Direktur Kejaksaan Umum ini menghadapi tantangan yang tidak mudah.
Beban pajak di Inggris diperkirakan akan mencapai titik tertinggi sejak Perang Dunia II diiringi dengan standar kehidupan yang terus menurun dan naiknya harga-harga
Layanan publik juga sedang terguncang, terutama Layanan Kesehatan Nasional (NHS) yang kerap terganggu karena pemogokan.
Kekalahan Konservatif
Perdana Menteri Rishi Sunak mengakui kekalahan Konservatif dan menjanjikan transisi yang damai kepada Starmer.
Partai beraliran kanan tengah ini meraih hasil terburuk dalam hampir 200 tahun sejarah partai dengan kehilangan 244 kursi dibanding pemilu 2019.
11 menteri kabinet mengalami kekalahan memalukan termasuk sosok-sosok menteri senior seperti Menteri Pertahanan Grant Shapps, Menteri Kehakiman Alex Chalk, Menteri Pendidikan Gillian Keegan, Menteri Transportasi Mark Harper, Ketua Fraksi Partai di Parlemen Penny Mordaunt, dan Menteri Sains, Inovasi, dan Teknologi Michelle Donelan.
Menteri Keuangan Jeremy Hunt yang merupakan sosok kedua tersenior di kabinet setelah Sunak, lolos dari lubang jarum setelah menang tipis dengan selisih hanya 891 suara.
Malam Konservatif semakin gelap dengan kekalahan mengejutkan mantan Perdana Menteri Liz Truss yang tumbang di daerah pemilihannya (dapil) South West Norfolk.
Truss, perdana menteri dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah Inggris, yaitu hanya 49 hari, kalah tipis 630 suara di dapil yang sejatinya adalah daerah kuat Konservatif.
Hasil menyedihkan partai yang kerap disebut Tory itu semakin lengkap dengan lepasnya dapil yang pernah diduduki tiga mantan PM Konservatif, David Cameron, Theresa May, dan Boris Johnson.
Faktor utama hancur leburnya Konservatif adalah kekacauan demi kekacauan dan instabilitas politik yang terus terjadi sepanjang mereka berkuasa dipicu oleh Brexit, perebutan kekuasaan internal dan skandal pelanggaran protokol kesehatan COVID-19.
Dalam 14 tahun, Inggris dipimpin oleh lima Perdana Menteri Konservatif.
Baca Juga: Exit Poll Pemilu Inggris, Partai Buruh Menang Telak
Huru-hara politik semakin menjadi-jadi dalam dua tahun terakhir ketika tiga perdana menteri Konservatif memimpin yaitu Johnson yang digulingkan dalam kudeta internal partai dan Truss yang dipaksa mundur setelah blunder kebijakan ekonominya yang membuatnya digantikan oleh Sunak.
Kekalahan Konservatif juga tidak terlepas dari kemunculan pendatang baru Partai Reformasi.
Partai kanan jauh pimpinan arsitek utama Brexit, Nigel Farage, ini berhasil memecah suara Partai Konservatif di banyak daerah pemilihan.
Reformasi berhasil memenangkan 4 kursi.
Pemilu ini juga mendatangkan hasil baik kepada Partai Liberal Demokrat. Partai sentris ini meraih hasil terbaik dalam sejarah dengan mengamankan 71 kursi, meroket 60 kursi dari pemilu sebelumnya.