kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,44   -1,20   -0.13%
  • EMAS1.396.000 0,07%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Exit Poll Pemilu Inggris, Partai Buruh Menang Telak


Jumat, 05 Juli 2024 / 13:08 WIB
Exit Poll Pemilu Inggris, Partai Buruh Menang Telak
ILUSTRASI. Partai Buruh Inggris menunjukkan dominasinya pada pemilihan umum yang digelar pada Kamis (4 Juli).. REUTERS/Maja Smiejkowska


Sumber: Channelnewsasia.com,Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - LONDON. Partai Buruh Inggris menunjukkan dominasinya pada pemilihan umum yang digelar pada Kamis (4 Juli).

Hasil exit poll yang diumumkan oleh BBC pada pukul 10 malam waktu setempat menunjukkan bahwa partai yang dipimpin oleh Sir Keir Starmer itu memproyeksikan kemenangan besar dengan 410 kursi di parlemen.

Proyeksi kemenangan ini mengakhiri 14 tahun kekuasaan Partai Konservatif yang telah memimpin Inggris sejak tahun 2010.

Tory, sebutan untuk Partai Konservatif, diproyeksikan hanya akan memenangkan 131 kursi, hasil terburuk dalam sejarah politik Inggris.

Baca Juga: Biaya Visa Pelajar ke Australia Naik 125% Per Juli 2024

Jumlah kursi Konservatif merosot tajam, turun 232 kursi dari pemilu sebelumnya pada tahun 2019 di mana mereka menang telak dengan 365 kursi.

Hasil akhir pemilu biasanya tidak jauh berbeda dengan exit poll.

Bagi Partai Buruh, kemenangan spektakuler ini terjadi hanya lima tahun setelah partai yang identik dengan warna merah tersebut meraih hasil terburuk dalam sejarahnya dengan hanya 202 kursi pada pemilu 2019.

Perubahan drastis dalam peruntungan politik ini tidak lepas dari kejenuhan pemilih terhadap empat periode kekuasaan Konservatif.

Namun, faktor utama yang menyebabkan kehancuran Partai Konservatif kali ini adalah kekacauan dan instabilitas politik yang terus terjadi selama mereka berkuasa akibat perebutan kekuasaan internal.

Dalam 14 tahun, Tory dipimpin oleh lima perdana menteri yang berbeda, termasuk sosok kontroversial Liz Truss yang hanya menjabat selama 49 hari.

Baca Juga: Upaya Kudeta Bolivia Gagal, Seorang Jenderal Ditangkap

Huru-hara politik semakin memuncak dalam dua tahun terakhir ketika tiga perdana menteri Konservatif memimpin, yaitu Boris Johnson yang digulingkan dalam kudeta internal partai, Truss yang dipaksa mundur setelah krisis harga yang mahal akibat blunder ekonominya, dan perdana menteri saat ini, Rishi Sunak.

“Kepada semua yang telah berkampanye untuk Partai Buruh dalam pemilihan ini, kepada semua yang telah memilih kami dan menaruh kepercayaan mereka pada Partai Buruh yang telah berubah terima kasih,” kata Starmer di X.

Partai sentris Liberal Demokrat diprediksi akan memenangkan 61 kursi, sementara partai baru beraliran kanan-jauh, Reformasi, diproyeksikan mengamankan 13 kursi.

Reformasi, yang dipimpin oleh sosok kontroversial pendukung Brexit, Nigel Farage, diduga telah memecah suara Partai Konservatif di banyak daerah pemilihan.

"Kami pantas kalah. Partai Konservatif tampak kelelahan dan kehabisan ide," kata Ed Costello, ketua organisasi akar rumput Konservatif kepada Reuters.




TERBARU

[X]
×