Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Barcelona, Joan Laporta, saat ini berada dalam sorotan tajam setelah kegagalan dramatis klub untuk mendaftarkan Dani Olmo dan Pau Victor sebelum batas waktu pendaftaran Januari.
Situasi ini memicu gelombang kritik yang berujung pada potensi mosi tidak percaya terhadap kepemimpinannya.
Jordi Farre dan Langkah Mosi Tidak Percaya
Menurut laporan Sport dikutip dari onefootball, Jordi Farre, seorang anggota klub sekaligus mantan kandidat presiden Barcelona, berencana mengajukan mosi tidak percaya terhadap Laporta.
Farre sebelumnya berhasil memulai mosi serupa terhadap Josep Maria Bartomeu pada tahun 2020. Kini, ia bersiap untuk melakukannya kembali, dengan Laporta sebagai targetnya.
Baca Juga: Manchester United Pertimbangkan Penjualan Permanen Joshua Zirkzee ke Juventus
Sesuai dengan anggaran dasar Barcelona, mosi tidak percaya memerlukan tanda tangan dari setidaknya 15% anggota klub. Dengan jumlah total anggota mencapai 109.637 orang, diperlukan minimal 16.256 tanda tangan agar mosi ini dapat diajukan ke meja rapat.
Jika mosi berhasil diajukan, langkah selanjutnya adalah pemungutan suara yang memerlukan persetujuan dua pertiga dari total suara untuk memberhentikan presiden. Apabila mosi ini berhasil, maka pemilihan presiden baru akan segera digelar.
Namun, perlu dicatat bahwa setelah sebuah mosi diajukan, klub harus menunggu setahun sebelum mosi serupa dapat diajukan kembali.
Menurunnya Kepercayaan terhadap Joan Laporta
Kepercayaan terhadap Laporta saat ini berada di titik terendah. Pekan lalu, sepuluh kelompok oposisi dan kelompok opini menandatangani sebuah pernyataan yang menuntut pengunduran dirinya.
Surat tersebut juga menyertakan ancaman akan diajukannya mosi tidak percaya jika Laporta tidak segera mundur. Dalam konteks ini, Farre muncul sebagai sosok yang siap mengeksekusi ancaman tersebut.
Baca Juga: Viktor Gyokeres Jadi Rebutan Klub Top Eropa, MU, Newcastle dan Arsenal Bersaing Ketat
Dalam sejarahnya, mosi tidak percaya terhadap presiden Barcelona adalah kejadian langka. Namun, situasi kali ini menunjukkan adanya krisis kepercayaan yang serius di dalam tubuh klub. Langkah Farre dapat menjadi salah satu upaya untuk mengembalikan stabilitas dan kepercayaan terhadap manajemen klub.
Dampak Potensial Bagi Barcelona
Jika mosi tidak percaya ini berhasil, Barcelona akan menghadapi periode transisi yang signifikan. Pemilihan presiden baru dapat membuka peluang untuk perubahan besar dalam manajemen klub, tetapi juga berisiko memperpanjang periode ketidakstabilan.
Hingga saat ini, Laporta tetap bungkam mengenai situasi ini. Klub telah menyatakan bahwa ia akan memberikan pernyataan resmi setelah masalah pendaftaran pemain terselesaikan. Namun, tekanan dari anggota klub dan oposisi semakin meningkat, membuat masa depan kepemimpinannya diragukan.