kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kejar Pertumbuhan Ekonomi, China Harus Rangsang Konsumsi Rumah Tangga


Rabu, 11 Januari 2023 / 16:08 WIB
Kejar Pertumbuhan Ekonomi, China Harus Rangsang Konsumsi Rumah Tangga
ILUSTRASI. Proyek properti di China. REUTERS/Aly Song


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping ingin ekonomi negaranya tumbuh 6% di sepanjang tahun 2023. Namun, survei yang dilakukan Bloomberg memperkirakan ekonomi China hanya naik 4,9% tahun ini.

Mengutip Bloomberg pada Rabu (11/1), sebenarnya China memiliki modal untuk mengejar harapan tersebut. Kuncinya ada di peningkatan konsumsi. Adapun ketatnya kebijakan pengendalian pandemi membuat simpanan masyarakat dalam bentuk deposito naik hingga mencapai US$ 1,9 triliun hingga September 2022. Nilai itu, lebih besar dari PDB Korea Selatan. 

Maklum, masyarakat tidak melakukan perjalanan dan konsumsi di masa pandemi. Namun, peningkatan tabungan terjadi di kalangan orang kaya, dan mereka lebih cenderung menginvestasikan uangnya daripada membelanjakan untuk barang dan jasa.

Selain itu, ekonom menilai belanja infrastruktur pemerintah yang naik 10% pada 2023 diyakini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini. Pejabat China juga akan bersandar pada perbankan untuk menawarkan pinjaman murah kepada perusahaan sehingga mereka dapat meningkatkan investasi.

Baca Juga: Mercedes-Benz Jual 2,05 Juta Mobil Sepanjang 2022

Pemerintah China tampaknya bertekad untuk bersahabat dengan para pengusaha maupun industri teknologi. Tindakan ini diyakini bisa meningkatkan lapangan kerja dan tingkat upah.

Untuk lebih mendukung perekonomian, bank sentral juga akan mempertahankan suku bunga rendah atau bahkan mungkin memangkasnya. Hal ini membantu tingkat inflasi di China yang diperkirakan akan tetap terkendali.

Dekan Universitas Pembangunan Nasional sekaligus penasehat pemerintah China Yao Yang berpendapat negara itu perlu melangkah lebih jauh untuk mendorong peningkatan konsumsi yang signifikan. Salah satu caranya adalah merangsang pembangunan real estat. 

Pejabat telah mulai menghentikan upaya untuk mengekang kredit ke pengembang properti dan memperlambat pinjaman hipotek ke rumah tangga, yang merupakan bagian dari kampanye yang lebih besar untuk meredam spekulasi real estate. Namun itu belum cukup untuk meningkatkan penjualan apartemen yang turun 31% di bulan November dari tahun sebelumnya.

Pada pertemuan kebijakan ekonomi di bulan Desember, China mengatakan akan membantu pengembang mengubah model bisnis mereka. Ini bisa menjadi kode untuk mengakhiri praktik selama puluhan tahun yang telah menjadi kunci profitabilitas developer China yang terbiasa menjual dulu sebelum membangun properti.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×