Sumber: NDTV | Editor: Handoyo
Setelah pelantikan Trump, Musk mengalihkan perhatiannya ke Washington, yang dianggap sebagai faktor utama dalam kenaikan saham Tesla pasca pemilu. Dalam tiga minggu pertama pemerintahan baru, Musk terlibat dalam berbagai inisiatif di tingkat federal, termasuk:
- Pemangkasan anggaran USAID
- Evaluasi ulang transaksi keuangan internal Departemen Keuangan AS
- Kampanye pengurangan tenaga kerja federal dengan menawarkan pesangon delapan bulan kepada pegawai yang mengundurkan diri
Namun, langkah-langkah ini tampaknya belum cukup untuk membangun kembali kepercayaan investor terhadap Tesla.
Tesla dan Masa Depan Teknologi Otonom
Musk telah lama menyebut autonomi penuh sebagai "nilai sejati" dari Tesla. Namun, dalam laporan 4 Februari, analis dari Robert W. Baird, Ben Kallo dan Davis Sunderland, menyatakan pandangan mereka kini lebih pesimistis terhadap bisnis robotaksi Tesla.
Hal ini disebabkan oleh keputusan perusahaan untuk menghapus panduan volume produksi saat mengumumkan laporan keuangan kuartal keempat.
Baca Juga: Ingin Kuasai OpenAI, Konsorsium Elon Musk Mengajukan Tawaran Senilai US$ 97,4 Miliar
Diversifikasi Kekayaan Musk: SpaceX dan Akuisisi OpenAI
Meskipun saham Tesla masih menjadi bagian terbesar dari kekayaan Musk, proporsinya semakin mengecil dibandingkan dengan sumber pendapatan lainnya. Saat ini, Musk memiliki aset besar di perusahaan lain, di antaranya:
- SpaceX: Musk memegang 42% saham di perusahaan ini, yang saat ini bernilai US$136 miliar.
- xAI: Perusahaan kecerdasan buatan (AI) yang baru saja menggalang pendanaan dalam jumlah besar.
Selain itu, Musk juga memimpin konsorsium investor yang mengajukan penawaran US$95 miliar untuk membeli OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT. Namun, CEO OpenAI, Sam Altman, dilaporkan menolak tawaran tersebut dalam unggahannya di platform X milik Musk.