Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - ZURICH. Kekayaan yang dimiliki para miliarder dunia melonjak sekitar 17% selama setahun terakhir. Kenaikan signifikan harta orang-orang super kaya di Amerika Serikat (AS) lebih dari sekadar mengimbangi penurunan harta miliarder i Tiongkok.
Laporan UBS bertajuk The UBS Billionaire Ambitions Report for 2024 yang dikutip Reuters, Kamis (5/12), menyebutkan, jumlah total miliarder dunia telah meningkat menjadi 2.682 dari 2.544 miliarder di tahun sebelumnya, dan kekayaan mereka meningkat menjadi US$ 14 triliun dari US$ 12 triliun. Pada tahun 2015, total kekayaan mereka baru mencapai US$ 6,3 triliun.
Menurut Bank Dunia, populasi dunia mencapai lebih dari 8 miliar tahun lalu, dan produk domestik bruto (PDB) sekitar US$ 105,4 triliun, menggarisbawahi betapa banyak kekayaan terkonsentrasi pada sebagian kecil umat manusia.
Sebagian besar miliarder baru tahun ini adalah hasil usaha sendiri. Laporan UBS untuk tahun 2023 telah menunjukkan miliarder baru memperoleh lebih banyak kekayaan melalui warisan daripada kewirausahaan.
Baca Juga: Keluarga Konglomerat Aboitiz Perluas Bisnis dengan Konsesi Bandara Ketiga di Filipina
Laporan terbaru, berdasarkan survei terhadap para miliarder yang dilakukan antara Juni dan September dan data kekayaan orang-orang superkaya, menunjukkan risiko konflik geopolitik dan inflasi menjadi kekhawatiran utama mereka.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa Amerika Utara secara luar biasa dianggap menawarkan pengembalian investasi terbaik selama tahun depan.
Di Amerika Serikat, jumlah miliarder melonjak menjadi 835 dari 751, dipimpin para taipan industri dan teknologi, dengan total kekayaan mereka naik menjadi US$ 5,8 triliun dari US$ 4,6 triliun.
Di daratan Tiongkok, jumlah miliarder turun menjadi 427 dari 520 miliarder, dan kekayaan mereka turun menjadi US$ 1,4 triliun dari US$ 1,8 triliun. Pada tahun 2021, ada 626 di daratan Tiongkok, yang secara keseluruhan bernilai lebih dari US$ 2,5 triliun, menurut angka-angka UBS sebelumnya.
Benjamin Cavalli, kepala klien strategis di manajemen kekayaan global UBS, mengatakan penurunan tersebut mencerminkan kerugian di pasar real estat dan penurunan nilai perusahaan yang dimiliki beberapa orang terkaya di Tiongkok di tengah prospek ekonomi yang kurang pasti.
Jumlah miliarder di India meningkat selama tahun lalu lebih dari seperlima menjadi 185 dan kekayaan mereka meningkat lebih dari 40% menjadi hampir $906 miliar, kata UBS.
Baca Juga: Kekayaannya Menguap Rp 410 Triliun, Pewaris L’Oréal Ini Tetap Aktif Berinvestasi
Di Eropa Barat, Swiss menyalip Inggris untuk menjadi negara dengan jumlah miliarder tertinggi kedua setelah Jerman, meningkatkan totalnya sebanyak 10 menjadi 85.
Prancis, dengan 46 (+12), Jerman dengan 117 (+8), Italia dengan 62 (+6) dan Spanyol dengan 27 (+3), semuanya memperoleh miliarder sedangkan total Inggris turun satu menjadi 82, kata UBS. Kekayaan gabungan miliarder Prancis adalah yang tertinggi di antara orang Eropa.