Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kekayaan Masayoshi Son, pendiri dan CEO SoftBank Group Corp, menguap sekitar US$ 25 miliar hingga menyisakan US$ 13,7 miliar.
Penurunan kekayaan Son tersebut disebabkan anjloknya harga saham SoftBank hampir 60% tahun lalu setelah sebelumnya sempat terbang karena meraup untung dari investasinya di sejumlah perusahaan teknologi.
Belakangan harga saham-saham teknologi yang menjadi investasi Softbank mulai berguguran. Serangkaian masalah telah menimpa Son belakangan, mulai dari tindankan keras China terhadap perusahaan teknologi di negaranya, invasi Rusia ke Ukraina, hingga inflasi di pasar.
Grafik utang Softbank tampak semakin berat jika dibandingkan dengan nilai ekuitasnya. Beberapa pengamat menandai ada risiko terjadinya margin call.
Baca Juga: Pemerintah Harus Cari Pengganti Softbank untuk Danai Pembangunan Proyek di IKN
"Tidak ada kabar baik yang terlihat. Jika mereka diminta untuk meningkatkan agunan, itu berarti investor harus lebih berhati-hati terhadap risiko keuangan yang dihadapi perusahaan," kata analis senior di Iwai Cosmo Securities Co Tomoaki Kawasaki dikutip Bloomberg, Rabu (16/3).
Son mengaku tengah berada dalam masa-masa sulit. Pada Februari lalu, dia menggambarkan SoftBank sedang di tengah badai musim dingin dan mengumumkan nilai aset perusahaan selama tiga bulan hingga Desember 2021 turun 1,55 triliun yen menjadi 19,3 triliun yen.
Sejak itu, kondisinya semakin memburuk. Pasar untuk listing baru bagi portofolio investasinya telah mengering.
Didi Global Inc merosot ke rekor 44% pada akhir pekan lalu setelah perusahaan transportasi online itu menangguhkan IPO di Hong Kong.
Baca Juga: SoftBank Group Diramal Akan Memangkas Kepemilikan Sahamnya di Alibaba
Sebagai tanda terbaru SoftBank kekurangan uang tunai, Vision Fund-nya menjual saham di raksasa e-commerce Korea Selatan Coupang Inc senilai US$ 1 miliar dengan harga diskon pada pekan lalu.
"Gambaran makro untuk investasi SoftBank dan prospek untuk listing tidak terlihat bagus. Turunnya nilai investasi SoftBank, seperti Alibaba, menghadapkan perusahaan pada risiko margin call,” kata Ahli Strategi Ekuitas Jepang di Asymmetric Advisors Amir Anvarzadeh.
Adapun rasio pinjaman terhadap nilai SoftBank atau LTV melonjak menjadi 22% pada akhir tahun lalu dari 8,8% pada Juni 2020