Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Yen Jepang dan franc Swiss menguat terhadap dolar AS pada Senin (10/3), karena para investor beralih ke mata uang safe-haven di tengah kekhawatiran yang berlanjut tentang tarif dan perlambatan ekonomi AS.
Sementara itu, euro melanjutkan penguatannya setelah reli kuat pekan lalu.
Yen naik 0,7% menjadi 147,035 per dolar, setelah sempat mencapai 146,94 pada Jumat, level terkuatnya dalam lima bulan.
Franc Swiss juga menguat ke 0,87635 per dolar, tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,06% ke Rp 16.326 Per Dolar AS pada Senin (10/3)
Pasar masih terpaku pada ketegangan perdagangan setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif terhadap mitra dagang utama, meskipun sebagian tarif tersebut ditunda selama sebulan karena kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS.
Situasi ini menyebabkan beberapa investor kehilangan kepercayaan terhadap ekonomi AS yang sebelumnya lebih unggul dibandingkan negara lain.
Di pasar berjangka valuta asing, posisi beli bersih terhadap dolar telah menyusut menjadi US$15,3 miliar dari rekor tertinggi sembilan tahun sebesar US$35,2 miliar pada Januari.
Faktor Domestik di Jepang
Selain faktor global, ada pula faktor domestik yang mendukung penguatan yen.
"Kami masih memperkirakan yen akan terus menguat karena pembahasan upah yang sedang berlangsung ... seharusnya memperkuat siklus kenaikan upah dan inflasi, yang akan menjaga Bank of Japan (BOJ) tetap dalam jalur kebijakan hawkish," ujar Dominic Bunning, analis forex global di Nomura.
Data pada Senin menunjukkan bahwa upah reguler di Jepang naik 3,1% pada Januari setelah revisi kenaikan 2,6% pada Desember, menandai lonjakan terbesar sejak 1992.
Baca Juga: Rupiah Spot Turun 0,44% ke Rp 16.367 Per Dolar AS pada Senin (10/3), Terlemah di Asia
Namun, inflasi yang mencapai level tertinggi dalam dua tahun menyebabkan penurunan upah riil.
Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah dalam tinjauan kebijakan pada 18-19 Maret.
Namun, para pejabat bank sentral terus mengamati keberlanjutan pertumbuhan upah setelah kenaikan suku bunga pada Januari.
Penguatan Euro dan Stimulus Eropa
Setelah pekan yang volatil, euro mencatat kenaikan 0,18% terhadap dolar, mendekati level tertingginya dalam empat bulan.
Para pelaku pasar menunggu rincian lebih lanjut terkait peningkatan belanja di Eropa.
"Kami telah melihat banyak berita dari Jerman mengenai belanja pertahanan dan infrastruktur, tetapi ada keyakinan bahwa akan ada tindak lanjut," kata Samy Chaar, Kepala Ekonom di Lombard Odier.
Baca Juga: Rupiah Dibuka Melemah Tipis ke Rp 16.289 Per Dolar AS di Hari Ini (10/3)
Para menteri keuangan Uni Eropa dijadwalkan bertemu pada Senin untuk membahas opsi pendanaan sektor pertahanan.
Negara-negara Eropa berlomba meningkatkan belanja mereka dan mempertahankan dukungan bagi Ukraina setelah Trump membekukan bantuan militer AS untuk Kyiv serta meragukan komitmen Washington terhadap sekutu-sekutunya di Eropa.
Sementara itu, survei pada Senin menunjukkan bahwa kepercayaan investor di zona euro meningkat signifikan pada Maret, dengan ekspektasi ekonomi mencapai level tertinggi sejak Juli 2021, didorong oleh reformasi fiskal Jerman.