kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kekurangan pasokan, Uni Eropa terbuka terhadap vaksin COVID-19 mana pun


Jumat, 05 Februari 2021 / 07:37 WIB
Kekurangan pasokan, Uni Eropa terbuka terhadap vaksin COVID-19 mana pun
ILUSTRASI. Uni Eropa terbuka terhadap vaksin COVID-19 mana pun asal lolos uji . Foto: Warga lansia menunggu pembukaan pusat vaksinasi virus corona (COVID-19) di Nice, Prancis, Jumat (22/1/2021). REUTERS/Eric Gaillard


Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID -  BRUSSEL. Para pemimpin Eropa menunjukkan keterbukaan mereka terhadap penggunaan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh pemasok mana pun asalkan lulus dalam pengujian yang ditetapkan Uni Eropa (UE).

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Selasa (2/2) menyampaikan bahwa vaksin coronavirus dari China dan Rusia dapat disetujui untuk digunakan di Uni Eropa jika mereka "menunjukkan semua data," ungkap sejumlah anggota parlemen blok tersebut, seperti dilansir AFP.

Jika produsen vaksin asal China "menunjukkan semua data, maka mereka dapat mengantongi otorisasi pemasaran bersyarat seperti vaksin lainnya," ujar von der Leyen kepada para anggota parlemen UE dalam sebuah rapat.

Seorang juru bicara komisi pada hari yang sama mengatakan bahwa salah satu kriteria dalam kontrak vaksin UE adalah pihak produsen memiliki kapasitas untuk memproduksi vaksin di dalam wilayah blok tersebut.

Baca Juga: Tak akui satu pun kasus corona, Korea Utara tetap meminta bantuan vaksin Covid-19

Saat ini, Eropa sedang menghadapi kekurangan vaksin karena sejumlah perusahaan farmasi memasok vaksin lebih lambat dari yang diperkirakan.

Sejauh ini, UE telah meneken kesepakatan dengan enam pemasok vaksin. Namun, vaksin yang disetujui oleh blok itu berasal dari perusahaan patungan Amerika Serikat (AS)-Jerman Pfizer dan BioNTech, perusahaan multinasional Inggris-Swedia AstraZeneca, dan perusahaan AS Moderna.

Kanselir Jerman Angela Merkel pada Selasa mengatakan bahwa setiap vaksin COVID-19 disambut baik di UE karena blok tersebut tengah menghadapi kesulitan terkait pengiriman vaksin.

"Serbia melakukan vaksinasi lebih cepat. Vaksinasi di Serbia menggunakan vaksin asal China. Kami selalu mengatakan bahwa setiap vaksin yang berupaya mengantongi persetujuan dari European Medicines Agency (EMA) disambut dengan baik," tutur Merkel dalam wawancara televisi bersama program penyiaran publik ARD Jerman "Farbe bekennen".

Kanselir Jerman tersebut menegaskan bahwa hingga akhir musim panas tahun ini, semua warga Jerman setidaknya telah memperoleh vaksinasi dosis pertama dari dua dosis vaksinasi yang diperlukan. Sejauh ini, kampanye vaksinasi nasional di negara tersebut masih berjalan lancar.

Senada dengan pernyataan Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengatakan bahwa semua vaksin yang disetujui oleh otoritas kesehatan Eropa dan nasional akan disambut baik di Prancis.

Baca Juga: Datangi lab Wuhan, tim WHO bahas teori konspirasi kebocoran virus dari laboratorium

Pengambilan keputusan terkait vaksin haruslah ilmiah, alih-alih politis, imbuh Macron kepada stasiun TV TF1 pada Selasa.

Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias pada Rabu (3/2) menuturkan bahwa Spanyol akan "terbuka" dengan penggunaan vaksin coronavirus Rusia, Sputnik V, setelah diotorisasi oleh EMA.

Untuk saat ini, Hongaria menjadi satu-satunya negara anggota UE yang menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 asal China, Sinopharm, dan vaksin asal Rusia tersebut.

Salah satu mitra UE di kawasan Balkan, Serbia, telah menyetujui portofolio luas mencakup vaksin-vaksin yang diproduksi di China dan Rusia. Negara tersebut telah menerima 1 juta dosis vaksin Sinopharm China pada pertengahan Januari.

Selanjutnya: Hasil uji klinis vaksin Sinovac pada lansia, begini efek sampingnya




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×