kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   4.000   0,25%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Kelas Menengah Sulit Jadi Kaya karena 10 Kebiasaan Buruk Ini


Minggu, 02 Februari 2025 / 03:36 WIB
Kelas Menengah Sulit Jadi Kaya karena 10 Kebiasaan Buruk Ini
ILUSTRASI. Stabilitas keuangan sering kali tampak sulit diraih bagi banyak orang yang berada di posisi kelas menengah bawah. KONTAN/Muradi


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

8. Salah Mengelola Kredit dan Utang

Manajemen kredit yang buruk dapat berdampak luas pada kesehatan keuangan Anda. Saldo kartu kredit yang tinggi dan pembayaran yang terlewat dapat menurunkan skor kredit Anda, yang menyebabkan suku bunga yang lebih tinggi pada pinjaman di masa mendatang dan membatasi pilihan keuangan Anda.

Untuk meningkatkan manajemen kredit, mulailah dengan membayar semua tagihan tepat waktu. Jika memungkinkan, atur pembayaran otomatis untuk menghindari biaya keterlambatan. Kemudian, kurangi saldo kartu kredit, dengan fokus pada utang berbunga tertinggi terlebih dahulu.

9. Kurangnya Literasi Keuangan

Kurangnya pengetahuan keuangan dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk dalam berbagai aspek keuangan pribadi. 

Meningkatkan literasi keuangan Anda tidak memerlukan gelar ekonomi. Mulailah dengan sumber daya daring gratis, buku keuangan pribadi, atau kelas komunitas. 

Saat Anda menjadi lebih melek finansial, Anda akan merasa lebih percaya diri dalam membuat keputusan tentang tabungan, investasi, dan pengelolaan utang. 

Baca Juga: Putrinya Pinjam Uang untuk Merombak Dapur, Warren Buffett Suruh Pergi ke Bank

10. Prioritaskan Kepuasan Jangka Pendek daripada Tujuan Jangka Panjang

Keinginan untuk mendapatkan imbalan langsung sering kali mengabaikan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang. Meskipun menikmati hidup saat ini adalah hal yang wajar, memprioritaskan keinginan jangka pendek daripada kebutuhan jangka panjang secara konsisten dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.

Kembangkan keseimbangan antara kenikmatan saat ini dan keamanan di masa depan. Tetapkan tujuan keuangan jangka panjang yang dapat dicapai, seperti menabung untuk membayar uang muka rumah atau membangun dana pensiun. Pecahkan tujuan ini menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan mudah dikelola.

Selanjutnya: Tidak Bisa Beli Banyak-Banyak, Ini Batas Maksimal Beli Token Listrik Diskon 50%



TERBARU

[X]
×