kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Keluar US$ 141 M dari China, hot money ke emas


Sabtu, 26 September 2015 / 12:50 WIB
Keluar US$ 141 M dari China, hot money ke emas


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Langkah Pemerintah China mendevaluasi yuan mendorong dana asing (hot money) kabur dari negara tersebut. Data Bloomberg menyebut, arus dana asing yang cabut dari China hingga Agustus 2015 mencapai US$ 141,66 miliar, naik US$ 17,04 miliar  dari bulan sebelumnya.

Data tersebut mengacu pada pembelian valas dan perubahan deposito valas di negara tersebut. Banyak pihak menduga hengkangnya arus modal ke luar China lantaran devaluasi yuan pada 11 Agustus sebesar 1,9%, dan disusul 1,6% sehari berikutnya.

Efek aksi tersebut, pasar komoditas tertekan, dan ekuitas serta mata uang di sejumlah negara berkembang rontok. Perdana Menteri China Li Keqiang sendiri juga telah mencoba menenangkan investor, dan menyatakan bahwa China bukan biang kerok perlambatan ekonomi global.

Bahkan Presiden China, Xi Jinping kala menyambangi AS juga mengatakan hal sama. 

"Kekhawatiran saya, tindakan itu (devaluasi) semakin menekan pertumbuhan ekonomi China," tutur Huang Yiping, penasihat The People Bank of China seperti dikutip Bloomberg, Jumat (25/9).

Sementara, prediksi Goldman Sachs Group Inc, seperti tertuang dari riset ekonom seniornya, MK Tang, menyebutkan arus dana asing yang keluar dari China hingga Agustus 2015 bisa mencapai US$ 178 miliar.

Namun arus keluar (outflow) dana asing dari China ini, kata Tang, kemungkinan akan melambat pada akhir tahun 2015 ini. 

Penyebabnya adalah perusahaan China berusaha mengurangi utang dengan membayar menggunakan mata uang lainnya. Selain itu, China juga akan lebih mengandalkan pendanaan dari dalam negeri.

Lantas kemana tujuan dana-dana panas yang menguap dari China itu? Tidak ada yang bisa menggambarkan dengan pasti. Reuters pernah menulis bahwa ada gejala investor memarkir sementara dananya di surat utang negara, instrumen pasar uang dan emas.

Ini terlihat dari harga emas yang mulai menanjak lagi. Akhir pekan lalu (25/9) semisal, harga emas sudah bertengger di US$ 1.143,90 per ons troi, naik sebesar 5,37% dari posisi terendah tahun ini pada 5 Agustus lalu di posisi US$ 1.085,60. Sementara Bank of America Merrill Lynch (BAML) mencatat, ada aliran dana masuk dalam jumlah yang besar ke produk pasar uang. 



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×