Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Michael Schumacher, legenda balap Formula 1, telah menjadi sorotan sejak kecelakaan tragis yang dialaminya pada tahun 2013.
Setelah menderita cedera otak serius dalam kecelakaan ski di Pegunungan Alpen, Prancis, keluarga Schumacher memutuskan untuk menjaga kondisi medisnya secara privat.
Namun, baru-baru ini, keluarga Schumacher menghadapi cobaan lain yang melibatkan dugaan rencana pemerasan yang dirancang oleh sekelompok individu.
Kronologi Pemerasan Terhadap Keluarga Schumacher
Mengutip crash.net, pada bulan Juni 2024, keluarga Michael Schumacher menjadi sasaran ancaman pemerasan dari seorang pria berusia 53 tahun yang berasal dari Wuppertal, Jerman.
Pria ini diduga mengancam akan merilis foto dan video pribadi yang diyakini terkait dengan kondisi kesehatan Schumacher, kecuali keluarga Schumacher membayar uang tebusan sebesar €15 juta (setara dengan £12,5 juta). Ancaman ini disampaikan melalui beberapa panggilan telepon kepada seorang karyawan keluarga Schumacher.
Baca Juga: Gaji Daniel Ricciardo di Formula 1: Kekayaan Luar Biasa Sang Pembalap
Selain pria berusia 53 tahun tersebut, dua tersangka lainnya juga terlibat dalam rencana pemerasan ini. Salah satunya adalah pria yang bekerja sebagai penjaga keamanan keluarga Schumacher hingga tahun 2021.
Penjaga keamanan ini diduga mendapatkan akses ke material pribadi tersebut selama masa tugasnya. Kini, ia menghadapi ancaman hukuman penjara yang "cukup berat" atas tuduhan menjadi kaki tangan dalam upaya pemerasan serta pelanggaran privasi.
Tersangka ketiga dalam kasus ini adalah anak dari tersangka utama, yang berusia 30 tahun. Ia diduga membantu ayahnya dengan membuat alamat email yang tidak dapat dilacak, yang digunakan dalam upaya pemerasan ini.
Keterlibatan anak tersangka menambah kompleksitas kasus ini, menunjukkan adanya kolusi antara anggota keluarga dalam tindakan kriminal tersebut.
Investigasi dan Langkah Hukum
Keluarga Schumacher, setelah menerima ancaman tersebut, melaporkan insiden ini kepada pihak berwenang di Swiss. Investigasi dilakukan secara menyeluruh, dan para penyelidik akhirnya dapat melacak asal-usul rencana pemerasan ini hingga ke Jerman.
Saat ini, tersangka utama menghadapi ancaman hukuman penjara maksimum hingga 15 tahun jika terbukti bersalah.
Sejak kecelakaan yang dialaminya pada tahun 2013, Michael Schumacher dan keluarganya memilih untuk menjaga kondisi kesehatan sang juara dunia tujuh kali tersebut secara tertutup.
Baca Juga: Max Verstappen dan Ancaman Pengunduran Diri dari Formula 1
Keluarga Schumacher telah berulang kali menegaskan pentingnya privasi dalam menghadapi situasi ini, terutama mengingat keadaan medis Schumacher yang rumit. Insiden pemerasan ini semakin memperumit upaya keluarga untuk melindungi privasi mereka.
Corinna Schumacher, istri Michael Schumacher, dalam sebuah pernyataan publik yang jarang terjadi pada September 2021, mengatakan bahwa sang legenda F1 "berbeda, tetapi ia ada di sini."
Pernyataan ini menandakan bahwa meskipun kondisi Schumacher berubah setelah kecelakaan tersebut, keluarga terus berusaha untuk merawatnya dengan penuh kasih dan dedikasi. Corinna juga menegaskan bahwa mereka menjalani terapi dan melakukan segala yang mereka bisa untuk memastikan kenyamanan Michael serta menjaga keharmonisan keluarga.
Implikasi Hukum Pemerasan dan Pelanggaran Privasi
Kasus ini memberikan gambaran tentang beratnya konsekuensi hukum yang dapat diterima oleh para pelaku pemerasan dan pelanggaran privasi, khususnya ketika melibatkan tokoh publik seperti Michael Schumacher.
Di Jerman, pemerasan merupakan tindak kriminal yang sangat serius, dan hukum negara tersebut mengatur hukuman berat bagi mereka yang terbukti bersalah. Dengan ancaman hukuman penjara hingga 15 tahun, tersangka utama dalam kasus ini dihadapkan pada sanksi yang signifikan jika bukti-bukti yang ada mampu membuktikan keterlibatannya.
Selain itu, pelanggaran privasi juga merupakan tindak pidana yang memiliki dampak hukum yang berat. Penjaga keamanan yang sebelumnya bekerja untuk keluarga Schumacher dihadapkan pada hukuman yang cukup berat karena dianggap memanfaatkan akses istimewanya untuk mengumpulkan material yang kemudian digunakan dalam upaya pemerasan.
Baca Juga: Jadwal Lengkap F1 Musim 2025, Bahrain Jadi Tuan Rumah Uji Coba Pramusim
Selain dampak hukum, insiden ini tentu memberikan tekanan psikologis bagi keluarga Schumacher, yang telah lama berusaha menjaga privasi mereka. Ancaman terhadap kehidupan pribadi mereka dapat memengaruhi stabilitas emosional keluarga, yang telah berada di bawah tekanan sejak kecelakaan yang dialami Michael Schumacher.
Keputusan keluarga untuk melaporkan insiden ini kepada pihak berwenang menunjukkan keberanian mereka dalam menghadapi tantangan ini, meskipun hal tersebut berpotensi membuka lebih banyak perhatian publik terhadap kondisi Schumacher.