Sumber: BBC | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa tahun terakhir, nama Max Verstappen telah menjadi ikon dalam dunia Formula 1. Pembalap asal Belanda ini, yang telah meraih banyak kemenangan, kini menjadi salah satu pusat perhatian tidak hanya karena prestasinya, tetapi juga karena sikap dan tindakannya di luar lintasan.
Pada Grand Prix Singapura, Verstappen membuat pernyataan yang mengejutkan terkait masa depannya di F1, yang dipicu oleh ketidakpuasannya terhadap cara ia diperlakukan oleh pihak penyelenggara.
Ketidakpuasan Terhadap Hukuman yang Dijatuhkan
Pada Grand Prix Singapura, Max Verstappen harus berurusan dengan hukuman yang dijatuhkan oleh steward balapan karena tindakannya yang dinilai tidak pantas dalam konferensi pers sebelumnya di Baku.
Ia dihukum untuk melakukan pekerjaan sosial sebagai akibat dari ucapannya yang dinilai kasar saat menjelaskan performa mobilnya. Hukuman ini memicu kemarahan Verstappen yang merasa tidak diberi kebebasan untuk mengekspresikan dirinya.
Baca Juga: Jelang MotoGp Mandalika, Pertamina Patra Niaga Tambah Stok BBM 5 Kali Lipat
"Jika kamu tidak bisa menjadi dirimu sendiri sepenuhnya, lebih baik tidak berbicara," ucap Verstappen dengan tegas.
Kemarahan ini bukan hanya terkait dengan hukuman yang dijatuhkan, tetapi lebih luas lagi mengenai atmosfer yang ia rasakan dalam balapan. Verstappen menyatakan bahwa ia tidak ingin terus terlibat dalam situasi di mana ia merasa tidak bisa menjadi dirinya sendiri.
Dampak pada Karir Verstappen di F1
Dalam pernyataannya, Verstappen secara terbuka mengindikasikan bahwa ketidakpuasan terhadap cara ia diperlakukan bisa mempercepat pengunduran dirinya dari dunia Formula 1. Baginya, aspek-aspek di luar lintasan, seperti aturan yang kaku dan hukuman yang dianggap tidak adil, sangat mempengaruhi motivasinya untuk terus berkompetisi.
"Ini bukan cara saya untuk melanjutkan karir di olahraga ini, itu sudah pasti," kata Verstappen.
Pada usia 26 tahun, Verstappen berada di puncak karirnya, namun ia telah berulang kali menyatakan bahwa ia tidak berniat memiliki karir panjang di F1 semata-mata untuk memecahkan rekor. Ia lebih tertarik mengejar hal-hal lain dalam dunia motorsport.
Dukungan dari Sesama Pembalap
Meskipun Verstappen merasa diperlakukan tidak adil, ia mendapat dukungan dari pembalap lain, termasuk Lando Norris dan Lewis Hamilton. Mereka sepakat bahwa hukuman yang diberikan kepada Verstappen adalah berlebihan dan tidak proporsional.
Dalam percakapan melalui grup WhatsApp Grand Prix Drivers’ Association (GPDA), banyak pembalap lain yang juga menganggap hukuman tersebut sebagai sesuatu yang konyol.
Baca Juga: Honda, Nissan, Mitsubishi Berkongsi Kembangkan Kendaraan Listrik di Jepang
"Semua orang hampir tertawa, seperti 'apa-apaan ini?'" cerita Verstappen tentang tanggapan para pembalap lain di grup tersebut.
Ini menunjukkan adanya rasa solidaritas di antara para pembalap F1 terkait cara pengelolaan balapan dan keputusan yang diambil oleh steward.
Konteks Kompetisi dan Dominasi Verstappen
Meskipun akhir pekan di Singapura penuh dengan kontroversi, Verstappen tetap menunjukkan kemampuannya dengan finis di posisi kedua setelah Lando Norris. Kinerja Red Bull selama balapan ini dianggap positif, meskipun ada ekspektasi bahwa mereka akan kesulitan di sirkuit ini.
Dominasi Verstappen dan Red Bull selama musim ini jelas terlihat, meskipun jarak poin antara Verstappen dan Norris sedikit berkurang.
Namun, Verstappen juga mencatat bahwa beberapa keputusan steward yang lain, seperti denda yang dikenakan kepada Carlos Sainz karena menyeberangi lintasan setelah kecelakaan, menunjukkan inkonsistensi dalam penerapan aturan.
"Carlos didenda karena menyeberangi lintasan, tapi itu situasi yang aman," kata Verstappen.
"Kita bukan orang bodoh," tambahnya.
Komentar ini menunjukkan bahwa frustrasi Verstappen bukan hanya terkait hukuman yang ia terima, tetapi juga dengan keputusan-keputusan lain yang dianggapnya tidak masuk akal.
Masa Depan Formula 1 Tanpa Verstappen?
Pernyataan Verstappen bahwa F1 akan tetap berlanjut tanpa dirinya menarik perhatian. Ia merasa bahwa baik dirinya maupun F1 tidak akan terlalu terpengaruh jika ia memutuskan untuk pensiun lebih awal dari yang diharapkan. Bagi Verstappen, ketika ia merasa cukup, ia tidak akan ragu untuk mundur.
Baca Juga: Fokus Garap Segmen Kendaraan Listrik, Hankook Tire Raih Kinerja Optimal di Kuartal I
"Balapan akan terus berjalan, F1 akan terus berjalan tanpa saya. Itu bukan masalah," ujar Verstappen.
Pernyataan ini menegaskan bahwa bagi Verstappen, karir di F1 bukanlah segalanya. Ia lebih mengutamakan kenyamanan pribadi dan kejujuran dalam mengekspresikan dirinya daripada sekadar meraih trofi atau rekor.