kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kematian tembus 30, ketakutan publik Korea Selatan atas vaksin flu meningkat


Jumat, 23 Oktober 2020 / 15:20 WIB
Kematian tembus 30, ketakutan publik Korea Selatan atas vaksin flu meningkat
ILUSTRASI. Seorang pria mendapat vaksin flu di sebuah rumahsakit di Seoul, Korea Selatan, 21 Oktober 2020.


Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kekhawatiran atas vaksin flu musiman di Korea Selatan semakin meluas, menyusul kematian setelah vaksinasi membengkak menjadi lebih dari 30 orang.

Para ahli kesehatan di Korea Selatan terpecah mengenai, apakah akan melanjutkan program vaksin flu gratis di tengah potensi "twindemic" dari virus corona baru dan flu.

Mengutip kantor berita Yonhap, meskipun tidak ada hubungan yang terkonfirmasi antara kematian dan vaksin flu baru-baru ini, ketakutan publik meningkat di Korea Selatan atas vaksinasi tersebut.

Sejak dugaan kematian pertama akibat suntikan flu dilaporkan Jumat pekan lalu, 32 orang tewas hingga Kamis (22/10) tengah malam, bertambah 20 orang dari sehari sebelumnya, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA).

Baca Juga: Meski sudah 25 orang meninggal, program vaksinasi flu di Korea Selatan jalan terus

Pemberian vaksin influenza di Seoul

Badan Forensik Nasional Korea Selatan (NFS) mengatakan, tidak menemukan hubungan langsung antara kematian seorang anak laki-laki berusia 17 tahun, kasus kematian pertama setelah vaksinasi flu.

Vaksinasi terus berlanjut

Meskipun kekhawatiran akan vaksinasi flu semakin meningkat dan lebih banyak kematian, otoritas kesehatan Korea Selatan menegaskan kembali bahwa program vaksinasi flu akan terus berlanjut.

Korea Selatan menggelar vaksinasi flu gratis untuk menyuntik sekitar 19 juta orang, termasuk remaja dan warga lanjut usia.

KDCA menyatakan, penyelidikan menyeluruh sedang dilakukan untuk menemukan penyebab pasti kematian, serta penyelidikan epidemiologi termasuk otopsi terhadap sembilan kasus.

Baca Juga: Korban tewas jadi 32 orang, dokter & politisi Korsel minta program vaksin flu disetop

Program vaksinasi gratis, yang diperluas tahun ini dalam upaya mencegah potensi "twindemic" selama musim dingin,  melibatkan lima produsen obat besar, termasuk GC Pharma dan Ilyang Pharmaceutical Co.

Pakar kesehatan setuju, orang harus mendapatkan suntikan flu sebelum musim influenza tiba di Korea Selatan. Sebab, lebih banyak kematian bisa terjadi akibat komplikasi serius yang dipicu oleh flu, seperti pneumonia.

Sekitar 3.000 kematian terkait komplikasi flu dilaporkan setiap tahun di Korea Selatan.

Pro dan kontra vaksinasi

Umumnya, musim flu tiba antara akhir November dan Desember. Mengingat vaksin flu menyebabkan antibodi berkembang di dalam tubuh sekitar dua minggu setelah vaksinasi, para ahli merekomendasikan orang untuk mendapatkan suntikan flu paling lambat pertengahan November.

Namun, para ahli berbeda pendapat mengenai, apakah orang harus mendapatkan suntikan flu "segera" pada saat ini, ketika lebih banyak kematian secara nasional dalam waktu yang relatif singkat.

Baca Juga: Jumlah warga Korsel yang meninggal bertambah usai mendapat vaksin flu

Menurut Asosiasi Medis Korea (KMA), pemerintah harus mempertimbangkan untuk menunda program vaksinasi flu selama satu minggu.

Tetapi, Masyarakat Vaksin Korea (KVS) bersikeras, vaksinasi harus jalan terus karena tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin flus dan kematian baru-baru ini.

"Kami setuju vaksinasi flu harus dilanjutkan," kata Min Yang-ki, seorang pejabat KMA, seperti dilansir Yonhap. "Kami tidak meminta pemerintah untuk sepenuhnya menghentikan vaksinasi, tetapi untuk sementara menangguhkannya selama sekitar satu minggu untuk mengetahui penyebab pastinya".

"Ini bukan pendekatan logis untuk menghentikan vaksinasi hanya karena ada kematian," ujar Kim Woo-joo, profesor pengobatan infeksi di Rumahsakit Guro Universitas Korea, seperti dikutip Yonhap.

“Mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi, seperti lansia, memiliki kemungkinan kematian yang meningkat ketika gejala flu semakin parah, sehingga mereka harus divaksinasi. Namun, kita harus membuat lingkungan yang nyaman dan aman bagi mereka untuk menerima suntikan flu,” imbuh Kim.

Selanjutnya: Ini alasan Korea Selatan tarik 615.000 vaksin flu milik Korea Vaccine



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×